Kemnaker dan Jepang Mengadakan Pelatihan Mekanik Otomotif

Selasa, 01 Oktober 2019 | 14:00 WIB
Kemnaker dan Jepang Mengadakan Pelatihan Mekanik Otomotif
Dirjen Pembinaan Pelatihan dan Produktivitas (Binalattas) Kemnaker, Bambang Satrio Lelono, Sulsel, Senin (30/9/2019). (Dok : Kemnaker)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Kementerian Ketenagakerjaan (Kemnaker) melakukan kerja sama dengan Japan International Cooperation Agency (JICA) dan Ehime Toyota Motor Corporation (ETMC) Jepang untuk meningkatkan kapasitas instruktur (upgrading) dan pengembangan pelatihan mekanik otomotif.

Kerja sama pelatihan kerja yang diadakan di Balai Latihan Kerja (BLK) Bantaeng, Sulawesi Selatan ini berdurasi tiga tahun, yaitu September 2019 - Agustus 2022, dan diikuti 48 instruktur kejuruan otomotif BLK UPTP dan UPTD di seluruh Indonesia.

"Kerja sama ini merupakan salah satu upaya Kemnaker untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas SDM Indonesia. Saya yakin dan percaya, dengan upgrading yang konsisten, maka akan lahir dan tersedia instruktur yang profesional dan berdedikasi tinggi," kata Dirjen Pembinaan Pelatihan dan Produktivitas (Binalattas) Kemnaker, Bambang Satrio Lelono, Sulsel, Senin (30/9/2019).

Saat ini, pertumbuhan industri otomotif cukup baik. Salah satu indikator geliat industri otomotif adalah jumlah pekerja baru di pabrik mobil.

Baca Juga: Kemnaker : Pelatihan Vokasi Jadi Kunci Peningkatan Kualitas SDM

Berdasarkan data Kementerian Perindustrian, jumlah pekerja baru di pabrik mobil sekitar 8.000 orang, dan total pekerja baru di industri komponen sekitar 25 ribu orang.

"Kebutuhan tenaga kerja di Industri otomotif sangat besar. Pada 2019, ada 50-70 pabrik komponen baru. Dialer dan bengkel purna jual yang baru berdiri membutuhkan 18 ribu pekerja baru," kata Bambang.

Menyikapi hal itu, Kemnaker, sebagai salah satu kementerian yang bertanggung jawab pada peningkatan kualitas dan SDM Indonesia, berusaha memenuhi kebutuhan SDM dengan menjalin kerja sama dengan JICA dan ETMC Jepang.

Bentuk kerja sama ini berupa pengembangan pelatihan vokasi kejuruan otomotif dengan standar Toyota Jepang melalui program capacity building for instructors and development of evaluation system of automotive mechanic training (peningkatan kapasitas instuktur dan pengembangan pelatihan kendaraan mekanik).

"Peserta pelatihan juga mengikuti on job training (OJT) dan training di Jepang melalui proses seleksi. Sebanyak 8 dari 16 instruktur yang terpilih hasil seleksi akan mengikuti training di Jepang," ujarnya.

Baca Juga: Kemnaker Raih Penghargaan Terbaik II JDIHN Award 2019

Dalam pelaksanaan kerja sama teknis, ETMC akan bermitra dengan PT Hadji Kalla Toyota untuk melatih Instruktur Otomotif BLK Bantaeng. Pelatihan ini meliputi pendampingan expert yang berasal dari ETMC Japan, yang ditempatkan di BLK Bantaeng.

Sebelumnya, kerja sama tahap pertama berdurasi dua tahun, yaitu Januari 2016 hingga Juli 2018, di BLK Bantaeng menghasilkan 16 lulusan Teknisi Otomotif Angkatan I. 

"Saat ini, enam instruktur lulusan kerja sama ini telah aktif mengajar pelatihan teknisi otomotif di BLK Bantaeng dan 10 pencaker yang dilatih langsung diterima bekerja di Toyota Kalla," ujar Dirjen Bambang.

Berdampak pada Kemajuan SDM
Gubernur Sulawesi Selatan, Nurdin Abdullah, mengatakan, program pelatihan berdurasi tiga tahun ini akan berdampak positif pada upaya kemajuan SDM, khususnya di bidang otomotif. Pemprov Sulsel akan menyiapkan anggaran untuk menambah 8 instruktur lagi untuk mengikuti training di Jepang, sehingga total menjadi 16 instruktur.

"Saya harap selesai angkatan ini, kita bisa tambah lagi supaya betul-betul menghasilkan tenaga skilled. Saya jamin, begitu selesai pelatihan, bukan kita melamar pekerjaan, tapi kita dilamar. Kenapa? Karena standar kita di atas rata-rata nasional," kata Nurdin.

Senior Vice President ETMC Jepang, Mr. Hidekazu Futagami, mengatakan, selama dua tahun ini, instruktur yang mengikuti pelatihan tidak hanya belajar teknologi baru. Peserta juga mendapatkan pelajaran memecahkan berbagain persoalan, seperti pengembangan disiplin dan mengembangkan martabat/harga diri yang baik.

"Saya harap peserta menjaga disiplin dan tanggung jawab. Program ini, selain disuport pemerintah, juga menggunakan dana dan kerja sama masyarakat Jepang," katanya.

Sementara itu, Kepala BLK Bantaeng, Muhidin, menambahkan, dalam kerja sama ini, Balai Besar Pengembangan Latihan Kerja (BBPLK) Bandung turut memberikan bantuan peminjaman peralatan pelatihan kejuruan dan hibah bantuan peralatan dari ETMC.

"Seluruh peralatan tersebut akan digunakan untuk menunjang kegiatan pelatihan para instruktur, sehingga dapat dimanfaatkan secara optimal," kata Muhidin.

Pembukaan pelatihan ini dirangkai dengan acara pembukaan PBK Angkatan VI BLK Bantaeng untuk lima paket kejuruan sekaligus pengukuhan Forum Komunikasi Lembaga Pelatihan Daerah.

Acara ini turut dihadiri Direktur Intala Kemnaker, Fauziah; Kadisnaker Sulawesi Selatan, Agustinus Appang; Wakil Bupati Bantaeng, Sahabuddin; Kadisnakerin Bantaeng, A. Irwandi Presdir Kalla Group, Fatimah Kalla; dan Chief Representative JICA, Fujikura Takayuki.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI