Nomor Aparat Masuk Grup WA Anak STM, Polri: Itu Propaganda di Medsos

Selasa, 01 Oktober 2019 | 12:55 WIB
Nomor Aparat Masuk Grup WA Anak STM, Polri: Itu Propaganda di Medsos
Karopenmas Divisi Humas Polri Brigjen Pol Dedi Prasetyo. [Suara.com/Muhaimin A Untung]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Polisi akan segera melacak penyebar tangkapan layar alias screenshot terkait kabar oknum kepolisian menyusup ke dalam grup WhatsApp pelajar STM yang diduga terkait aksi demonstrasi di Gedung DPR pada Senin (30/9/2019).

Karo Penmas Divisi Humas Polri Brigjen Pol Dedi Prasetyo menduga narasi yang dibangun dalam unggahan tersebut adalah bentuk propaganda untuk memanaskan situasi.

"Jadi kita paham betul apa yang ada di media sosial itu, karena sebagian besar adalah anonymous, narasi-narasi yang dibangun adalah narasi propaganda, tentunya dari direktorat cyber Bareskrim sudah memprofiling," kata Dedi di Mabes Polri, Jakarta Selatan, Selasa (1/10/2019).

Hingga saat ini dia belum bisa memastikan nomor yang diduga milik anggota kepolisian itu, memang benar anggota polisi atau bukan.

Baca Juga: Kerusuhan 30 September Anak STM Semalam, Anies Kerahkan 200 Sweeper

"Belum bisa dipastikan, kalau itu anggota polisi pun kan belum bisa dipastikan betul anggota atau bukan," katanya.

Sebelumnya, media sosial Twitter diramaikan dengan adanya screenshot dari grup bernama STM ALLBASE yang menunjukkan percakapan oknum pelajar STM yang mengatakan mereka tidak bisa pulang karena belum mendapatkan bayaran.

Tangkapan layar tersebut dibagikan salah satunya oleh akun @OneMurtadha. Melalui akun tersebut ia menyebutkan nama Bohir yang dituding menjanjikan uang kepada pelajar-pelajar tersebut.

Namun cuitan tersebut dibalas oleh pengguna Twitter lain yang mempertanyakan kebenaran tangkapan layar grup pelajar STM tersebut. Pasalnya salah satu nomor di grup whatsapp tersebut memiliki kode nomor +1, yang dituding berasal dari luar negeri.

Selain itu warganet melalui penelusuran mereka juga mengatakan bahwa nomor-nomor dalam grup Whatsapp tersebut adalah nomor aparat polisi.

Baca Juga: Dibayar Rp 40.000, Sekuriti Nyamar Jadi Anak STM Demo di Gedung DPR

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI