Kerusuhan 30 September Anak STM Semalam, Anies Kerahkan 200 Sweeper

Selasa, 01 Oktober 2019 | 10:35 WIB
Kerusuhan 30 September Anak STM Semalam, Anies Kerahkan 200 Sweeper
Ilustrasi Street Sweeper. (Shutterstock)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengerahkan sebanyak 200 mobil penyapu jalan untuk membersihkan jalan-jalan yang terdapat banyak sampah bekas kerusuhan 30 September anak STM, Senin (30/9/2019) malam sampai dini hari.

Sweeper membersihkan sampah.

"Kita mengerahkan lebih dari 200 orang. Sweeper-sweeper kita juga bekerja," kata Anies dalam upacara Hari Lahir Pancasila di kawasan Monumen Nasional, Selasa (1/10/2019).

Sebanyak 210 orang dibawa ambulans ke berbagai rumah sakit di Jakarta karena menjadi korban kerusuhan 30 September kemarin di sekitar Gedung DPR, Jakarta. Di antara dari mereka dirawat, sebanyak 15 orang. Kebanyakan dari mereka dibawa ke Rumah Sakit Pusat Pertamina, Jakarta Selatan.

Baca Juga: 210 Orang Jadi Korban Kerusuhan 30 September, 15 Orang Dirawat

"Ada 210 orang yang dibawa dengan menggunakan kendaraan ambulans, tapi yang harus rawat inap hanya 15 orang," kata Anies.

Palang Merah Indonesia (PMI) mengerahkan lima unit ambulans dan 25 relawan di lokasi demonstrasi di sekitar DPR RI yang berujung rusuh, Senin (30/9/2019). Pengerahan tim medis dan ambulans itu guna membantu aparat kepolisian maupun pengunjuk rasa yang terluka akibat terlibat bentrokan.

"Relawan yang diturunkan untuk membantu korban cidera atau terluka, baik dari petugas keamanan maupun massa," kata Kepala Bidang Pelayanan PMI DKI Jakarta Oktariadi dalam keterangan tertulisnya yang diterima Antara di Jakarta.

Okta mengatakan, penyiagaan ambulans dan penurunan personel relawan merupakan petugas gabungan PMI se-DKI Jakarta.

Menurut dia, personel dan ambulans tersebut disiagakan di dua titik, yakni di Jembatan Semanggi dan Plaza Timur Senayan.

Baca Juga: Baru Dilantik, Kapolda Papua Langsung Temui Pengungsi Kerusuhan Wamena

"Relawan yang dikerahkan ini dilengkapi dengan pakaian dinas lapangan dan kartu identitas PMI," katanya.

Selain itu, lanjut Okta, relawan membawa sejumlah perlengkapan mulai dari obat-obatan, masker dan lainnya untuk antisipasi aksi unjuk rasa kembali ricuh yang bisa menyebabkan dari kedua belah pihak, baik pengunjuk rasa maupun aparat pengamanan terluka.

Ia mengatakan, jika ada korban yang terluka pihaknya langsung memberikan pertolongan pertama atau mengevakuasi menggunakan ambulans.

Menurut dia, relawan yang diturunkan ini terus bersiaga hingga aksi unjuk rasa berakhir dan kondisi di lokasi sudah normal.

"Seluruh relawan sudah bergerak ke berbagai titik yang terdapat korban terluka, namun kami imbau setiap personel pun untuk memperhatikan keamanan saat sedang memberikan bantuan kepada korban," kata Okta.

Walau ada kejadian salah tuduh ambulan PMI dan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta membawa batu, tidak menyurutkan niat PMI untuk memberikan layanan kemanusiaan di tengah aksi unjuk rasa. "Karena PMI itu netral," tegas Okta.

Seperti diketahui, dalam satu minggu terakhir telah terjadi demo yang diinisiasi oleh mahasiswa dari berbagai universitas di Indonesia.

Mereka menuntut tujuh hal dengan tuntutan utama menolak RKUHP, RUU Pertambangan Minerba, RUU Pertanahan, RUU Permasyarakatan, RUU Ketenagakerjaan.

Selain itu mereka mendesak UU KPK dan UU SDA dibatalkan serta disahkannya RUU PKS dan Perlindungan Pekerja Rumah Tangga.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI