Mengungsi Naik Hercules, Warga Wamena Kena Pungli Rp 1,5 Juta

Reza Gunadha Suara.Com
Senin, 30 September 2019 | 15:01 WIB
Mengungsi Naik Hercules, Warga Wamena Kena Pungli Rp 1,5 Juta
Bandara Wamena. [Antara]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - TNI AU menindak oknum yang melakukan pemerasan terhadap pengungsi kerusuhan Jayawijaya, Provinsi Papua, yang hendak menggunakan jasa penerbangan pesawat Hercules.

Kepala Detasemen TNI AU Wamena Mayor PNB Arief Jadmiko di Wamena, ibu kota Kabupaten Jayawijaya, menegaskan tidak memungut biaya dari warga yang hendak mengungsi dengan Hercules

"Kami sudah sampaikan bahwa tidak dipungut biaya, meskipun terus terang kami sudah dapat calo yang mengambil Rp 500.000 hingga Rp 1,500.000 per-orang," katanya seperti dikutip Suara.com dari Antara, Senin (30/9/2019).

Ia mengatakan, pungutan liar (pungli) itu terjadi di luar lingkungan detasemen.

Baca Juga: Wamena Belum Pulih, Menkes Imbau Tenaga Kesehatan Pakai Baju Dinas

"Setiap hari kami sampaikan kepada warga bahwa ini bantuan angkutan udara untuk kemanusiaan, sehingga tidak dipungut biaya," katanya.

Sejak Selasa (24/9), TNI AU memberikan tumpangan gratis bagi warga yang hendak keluar dari Jayawijaya dan jumlah itu terus bertambah banyak.

"Diperkirakan jumlahnya sudah menurun pada tiga hari terakhir, tetapi kenyataannya sejak pagi tadi sudah berkumpul hampir 1.500 warga yang meminta keluar dari Wamena," katanya, Jumat (27/9) pekan lalu.

Akibat kapasitas pesawat Hercules yang hanya bisa memuat 160 hingga 170 orang sekali terbang, sebagian warga harus mengantre selama tiga hingga empat hari.

"Kapasitas angkutnya demikian, tetapi karena yang diangkut adalah anak-anak dan perempuan sehingga kita tidak terlalu memuat banyak, agar jangan sampai ibu yang membawa bayi terjepit," katanya.

Baca Juga: Sebut Kerusuhan Wamena Genosida, HNW Dikecam

Ia mengharapkan Menteri Perhubungan membantu agar warga tidak kesulitan mendapat akses ke luar dari Jayawijaya.

"Kiranya ada keputusan untuk maskapai sipil bisa membantu, khususnya yang beroperasi di Wamena," katanya.

Berdasarkan pantauan, sekitar ratusan warga memadati Bandara Kargo, bahkan ada yang mengaku sudah tiga hari menunggu giliran. Warga yang hendak mengungsi terdiri dari warga asli Papua maupun para perantau.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI