Suara.com - Miris penampakan kantor PLN di Distrik Wamena, Kabupaten Jayawijaya, Papua yang tengah beredar di Twitter. Foto bangunan itu diunggah oleh @Naufal_Alamsyah, yang mengaku bekerja di kantor tersebut.
Namun, tak lagi terlihat seperti bangunan, kantor PLN Wamena unggahan @Naufal_Alamsyah sudah tak berbentuk. Hanya beberapa tembok yang masih berdiri, dengan bekas hangus terbakar di sana-sini.
Atapnya pun sudah tidak ada, dan serpihan reruntuhan bangunan tersebut berserakan di sekitarnya. Sementara itu, di salah satu dinding masih utuh terpasang plang bertulisan "PT PLN (PERSERO) WILAYAH PAPUA AREA JAYAPURA RAYON WAMENA".
Pengunggah foto mengatakan, kantornya memang baru saja dibakar oleh massa yang rusuh di Wamena. Bahkan, aksi pembakaran dilakukan ketika gedung tersebut tidak dalam kondisi kosong.
Baca Juga: Penuh Pesona, 4 Destinasi Cantik Ini Bisa Ditemukan di Wamena
Ia dan kawan-kawannya pun nyaris tewas hangus terbakar dalam kantor ketika api disulut massa. Meski begitu, beruntung, @Naufal_Alamsyah berhasil menyelamatkan diri.
Dirinya lantas meminta Presiden Joko Widodo (Jokowi) benar-benar serius dan segera menindaklanjuti kerusuhan di Papua.
"Pak @jokowi inilah kantor kami PT PLN (Persero) UP3 Wamena, pasca-kerusuhan di wamena. Tolong jangan anggap ini sepele. Ini masalah yang cukup serius. Kami hampir mati dibakar massa di dalam kantor, Alhamdulillah kami berhasil kabur ke belakang kantor dan sembunyi di rumah warga," tulis Naufal, Sabtu (28/9/2019).
"Tolong media elektronik jangan menutupi kejadian ini. Banyak korban yang butuh pertolongan di sini. Pak @jokowi bilang, "tenang saja, semua objek vital sudah aman". Iya betul aman, karena kantor kami sudah aman dibakar habis, hanya besi dan paku saja yang tersisa," lanjutnya.
Pada cuitan berikutnya @Naufal_Alamsyah me-mention akun @jokowi @Kemenkumham_RI @sudjiwotedjo disertai tagar #wamenaberduka #DukaWamena #WamenaDamai.
Baca Juga: Diangkut 3 Pesawat, 8 Jenazah Korban Rusuh Wamena Dibawa ke Padang Hari Ini
Kerusuhan terjadi di Wamena berawal dari unjuk rasa siswa pada Senin (23/9/2019), yang memprotes seorang guru karena dikabarkan mengucapkan cemohoon bernada rasial.