Pengamat Politik : BEM Urusi Dulu Mahasiswa Hilang Daripada DIskusi di TV

Sabtu, 28 September 2019 | 19:15 WIB
Pengamat Politik : BEM Urusi Dulu Mahasiswa Hilang Daripada DIskusi di TV
Diskusi publik bertajuk Demo Mahasiswa Aksi dan Substansi di Jakarta (Suara.com/Ria)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Pengamat Politik : BEM Urusi Dulu Mahasiswa Hilang Daripada DIskusi di TV.

Pengamat Politik Adi Prayitno menasihati seluruh pengurus Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) untuk serius dalam menggarap manajemen aksi demonstrasi. Ia sempat menyinggung ketika banyak mahasiswa yang hilang saat demonstrasi namun presiden mahasiswanya malah asik berdiskusi di acara televisi. 

Adi menerangkan bahwa kemungkinan penyusup masuk ke dalam kelompok mahasiswa yang berdemonstrasi itu selalu ada. Makanya ia sempat mengritik manajemen aksi yang dilakukan para mahasiswa saat demonstrasi besar-besaran pada 23-24 September kemarin. 

"Kalau gerakan ini tidak terkonsolidasi dengan baik, ketika teman-teman yang ikut demo itu tidak tahu jumlah mereka yang datang, maka di situ juga lah rentan para penyusup dan penumpang gelap," kata Adi dalam diskusi bertajuk Demo Mahasiswa Aksi dan Substansi di Jalan Wahid Hasyim, Jakarta Pusat, Sabtu (28/9/2019).

Baca Juga: Olah TKP Mahasiswa Tewas, Polisi Temukan 3 Selongsong Peluru

"Coba ketika anda bayangkan demo selesai emaknya dimana-mana telepon rektor anaknya enggak pulang dua hari, nah presiden BEM-nya sibuk diskusi di TV, kan kesel," sambungnya. 

Adi sempat berbagi pengalamannya ketika melakukan demonstrasi dan berlaku sebagai koordinator lapangan aksi. Ia bertanggung jawab untuk menghitung berapa jumlah mahasiswa yang ikut dan menghitung kembali ketika demonstrasi itu selesai. 

"Jangan kan hilang, helai rambutnya copot saya tahu. Aktivis mahasiswa (harus) begitu hati-hati provokasi, hati-hati penumpang gelap," ujarnya. 

Adi menerangkan bahwa bukannya tidak mungkin kalau ada pihak-pihak yang mengambil kesempatan untuk menjalankan misi-misi tertentu dan memanfaatkan momen mahasiswa berdemonstrasi. 

"Dia nggak happy dengan gerakan demo ini karena sudah dianggap mengganggu stabilitas juga terutama mengganggu elit-elit," tuturnya.

Baca Juga: Viral Barracuda Hantam Mahasiswa, Polisi: Kelihatannya Tergilas, Tapi Tidak

Dengan demikian Adi berharap kepada pemimpin-pemimpinan gerakan mahasiswa dari universita manapun untuk bisa lebih berkonsolidasi terkait dengan massa yang hendak dibawanya. 

"Makannya ke depan konsolidasinya harus mantap misalnya 100 orang, kalau ternyata menjadi ada 101, tanya itu yang satu itu siapa. Anak SMK, titipan, atau penumpang gelap? Kan kita tidak pernah tahu, kalau tiba-tiba yang satu itu lempar batu bagaimana?" tandasnya. 

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI