Hong Kong Bersiap Hadapi Protes Akhir Pekan Jelang Peringatan China

Bangun Santoso Suara.Com
Jum'at, 27 September 2019 | 12:28 WIB
Hong Kong Bersiap Hadapi Protes Akhir Pekan Jelang Peringatan China
Aksi unjuk rasa menentang RUU ekstradisi di Hong Kong sudah berlangsung beberapa hari siang dan malam. (AFP)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Kota Hong Kong bersiap menghadapi akhir pekan yang rusuh lagi, sementara protes pro-demokrasi diperkirakan meningkat di wilayah yang dikuasai China itu sebelum peringatan ke-70 berdirinya Republik Rakya China pada Selasa.

Ribuan orang diperkirakan mengadakan pertemuan umum di pusat kota pada Sabtu malam, setelah pemerintah memberi izin buat satu pertemuan di Tamar Park, di sebelah markas Dewan Legislatif Hong Kong, kata Reuters --yang dipantau Antara di Jakarta, Jumat. Pusat keuangan Asia tersebut menandai peringatan kelima pada akhir pekan ini dimulainya protes "Payung", rangkaian demonstrasi pro-demokrasi pada 2014, yang gagal meraih konsesi dari Beijing.

Pertemuan umum juga diperkirakan digelar pada Ahad untuk memperingati Hari Anti-Totalitarianisme Global, dan aksi solidaritas direncanakan di kota besar di seluruh dunia termasuk Paris, Berlin, Taipeh, New York, Kiev dan London.

Tapi protes terbesar tampaknya akan dilaksanakan pada hari nasional 1 Oktober, dan pemrotes mengatakan mereka berencana memanfaatkan hari libur tersebut untuk melontarkan seruan bagi demokrasi yang lebih besar di panggung internasional dan mempermalukan para pemimpin politik di Beijing.

Baca Juga: Taktik Demonstran Hong Kong, Cara Redam Gas Air Mata Pakai Payung dan Raket

Para pegiat merencanakan pertemuan umum massal dari Victoria Park di distrik Causeway Bay, yang sibuk, ke Chater Garden di dekat markas pemerintah.

Kegiatan resmi telah dibatalkan, dan pemerintah ingin menghindari mempermalukan Beijing pada saat Presiden Xi Jinping berusaha memperlihatkan citra persatuan dan kekuatan nasional.

Pertemuan umum pro-Beijing juga direncanakan di kota itu, sehingga meningkatkan prospek bentrokan.

Hong Kong telah diguncang beberapa demonstrasi rusuh selama berbulan-bulan, saat pemrotes memblokir jalan dan merusak stasiun metro sementara polisi anti-huru-hara menembakkan gas air mata, semprotan lada dan menggunakan water cannon terhadap kumpulan pemrotes.

Proters tersebut, yang disulut oleh rancangan undang-undang ekstradisi, yang mestinya mengizinkan pengekstradisian tersangka pelanggar peraturan ke China Daratan, telah berkembang menjadi gerakan pro-demokrasi yang lebih luas. (Reuters/Antara)

Baca Juga: China Open 2019: Tommy Bungkam Pemain Hong Kong Keturunan Jawa

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI