Suara.com - Ketua Majelis Permusyawarakatan Rakyat (MPR) Zulkifli Hasan menyampaikan bela sungkawa atas meninggalnya dua mahasiswa Universitas Halu Oleo pasca mendapatkan tembakan saat berdemonstrasi di Gedung DPRD Sulawesi Tenggara. Gugurnya dua mahasiswa yang menentang beberapa rancangan undang-undang untuk disahkan itu membuat dirinya bersama DPR RI akan menunda keputusan pengesahan.
Hal tersebut disampaikan Zulkifli sebelum membuka sidang akhir masa jabatan periode 2014-2019 di Kompleks Parlemen, Jumat (27/9/2019). Zulkifli berharap kejadian tersebut tidak berulang lagi.
"Izinkan kita semua pimpinan anggota MPR menyampaikan duka cita yang mendalam atas wafatnya adik-adik mahasiswa, pertama Yusuf Kardawi mahasiswa Fakuktas Hukum Universitas Haluoleo Kendari. Yang kedua Immawan Randi 21 tahun juga mahasiwa Halu oleo Kendari," kata Zulkifli.
Ia berharap kejadian meninggalnya dua mahasiswa tersebut menjadi yang terakhir. Zulkifli mengungkapkan bahwa pemerintah dan DPR menerima aspirasi yang disampaikan oleh mahasiswa melalui aksi unjuk rasa di beberapa wilayah di Indonesia.
Baca Juga: Jenguk Korban Demo, Warganet ke Ketua DPR : Foto-foto Mobil Kenapa Dihapus?
"Bahkan saya berkonsultasi dengan ketua DPR, ketua DPR menyampaikan akan menghentikan seluruh undang-undang yang akan disahkan akhir-akhir ini tidak ada lagi," ujarnya.
Selain itu, Zulkifli juga sempat menyampaikan soal paket pimpinan MPR RI untuk periode 2019-2024. Paket pimpinan MPR RI disepakati dari 8 menjadi 10 pimpinan sesuai dengan rancangan perubahan tatib MPR.
"Tatib perubahannya dari 8 jadi 10 (pimpinan) MPR," tandasnya.