Randi Mahasiswa Tewas saat Aksi di Kendari, Polisi: Tak Ada Peluru Tajam

Kamis, 26 September 2019 | 19:34 WIB
Randi Mahasiswa Tewas saat Aksi di Kendari, Polisi: Tak Ada Peluru Tajam
Aksi mahasiswa di DPRD Sulteng. [Antara]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Karopenmas Divisi Humas Mabes Polri Brigjen Polisi Dedi Prasetyo memastikan personel kepolisian yang bertugas dalam mengamankan peserta demonstrasi di sejumlah wilayah tidak dibekali senjata api.

Hal itu dikatakan Dedi merespons kabar meninggalnya satu mahasiswa Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Halu Oleo bernama Randi yang diduga akibat tertembak peluru tajam.

Dedi menuturkan berdasar kebijakan Polri personel kepolisian yang bertugas mengamankan aksi demonstrasi tidak dibekali senjata api maupun peluru tajam.

"Kebijakan Polri dalam  mengawal dan mengamankan aksi unjuk rasa, personel Polri tidak dibekali senjata api maupun peluru tajam, hanya water canon, gas airmata dan tameng sebagai pelindung diri untuk menghadapi para perusuh," kata Dedi saat dikonfirmasi, Kamis (26/9/2019).

Baca Juga: Aksi RUU KUHP Ricuh, Mahasiswa Jebol Pagar DPRD Kota Bekasi

Ia mengatakan, kekinian pihaknya tengah melakukan penyelidikan terkait meninggalnya Randi. Proses autopsi tengah dilakukan guna mengetahui penyebab utama meninggalnya Randi.

"Kami akan dalami dan selidiki, apakah betul mahasiswa tersebut luka tembak. Saat ini korban sedang diautopsi di RSUD mencari penyebab utama kematian secara ilmiah," ujarnya.

Sebelumnya, Randi, dikabarkan tewas tertembak saat mengikuti aksi menolak RKUHP dan UU KPK di DPRD Sulawesi Tenggara, Kendari, Kamis (26/9/2019).

Kepala Ombudsman RI perwakilan Sultra Mastri Susilo mengatakan, Randi sempat dilarikan ke Rumah Sakit Dr R Ismoyo (Korem) pukul 15.30 WITA dalam keadaan hidup.

Ia mengatakan, lantaran peluru bersarang di dada sebelah kanan, akhirnya nyawa Randi tak dapat diselamatkan.

Baca Juga: Randi Mahasiswa UHO Tewas saat Aksi, Polisi: Jenazah Masih Diautopsi

“Lima belas menit setelah dirawat, tepatnya 15.45 langsung dinyatakan meninggal dunia. Kami tidak tahu dari jurusan mana anak ini karena informasinya simpang siur. Pelurunya juga belum kami ketahui, ini akan kami selidiki,” ungkap Mastri seperti diberitakan media daring lokal.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI