Suara.com - Karopenmas Divisi Humas Mabes Polri Brigjen Dedi Prasetyo mengungkapkan adanya dugaan kelompok Jamaah Ansarut Daulah (JAD) dan kelompok Anarko menjadi dalang di balik demonstrasi mahasiswa dan pelajar SMK/STM yang berujung kerusuhan di beberapa wilayah.
Dedi menyebut dugaan adanya penyusup dari teroris JAD dan kelompok Anarko itu berdasarkan hasil pemeriksaan beberapa Polda yang menangani aksi demonstrasi berujung kerusuhan. Menurutnya, kedua kelompok itu menyusup ke barisan pendemo untuk melakukan provokasi.
"Dari hasil pemeriksaan beberapa Polda patut diduga kelompok kelompok tersebut cukup banyak JAD dia main, Anarko dia main, Anarko yang bisa memprovokasi baik oknum mahasiswa, pelajar dan masyarakat," kata Dedi di Gedung Divisi Humas Mabes Polri, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Kamis (26/9/2019).
Dedi mengatakan pihaknya telah mengamankan satu anggota JAD berinisial RSL yang dibekuk di tengah-tengah aksi demonstrasi mahasiswa di depan Gedung DPRD Sumatera Utara pada Selasa (24/9/2019). RSL sendiri merupakan salah satu anggota JAD yang masuk dalam daftar pencarian orang (DPO).
Baca Juga: Wiranto Curiga Anak STM Demo Agar Bisa Salahkan Polisi Jika Ada Korban Jiwa
"Yang bersangkutan (RSL) tergabung dalam kelompok JAD yang ditangkap sebelumnya atas nama RA, A, dan JA pada tanggal 9 Juni 2019. Rekam jejaknya sudah berangkat ke Suriah sebanyak dua kali," ujarnya.
Sementara itu, di Jawa Barat, kata Dedi pihaknya pun telah mengamankan empat orang tersangka kerusuhan berinisial MD, RR, HJ dan BF. Polisi pun mengidentifikasi keempat tersangka itu sebagai anggota kelompok Anarko.
"Dari empat tersangka ini diduga kita menemukan jejak Anarko bermain memprovokasi massa bertindak anarkis. Baik perusakan maupun kekerasan ke aparat," ujarnya.
Selain di Jawa Barat, jejak-jejak Anarko juga ditemukan di Jakarta. Kekinian, kata Dedi, dari 94 orang yang diamankan Polda Metro Jaya, sebanyak 49 orang telah ditetapkan tersangka.
"Ada 12 orang anak-anak nanti dilakukan difersi proses hukumnya. Ada kelompok bermain di dalamnnya ada simbol Anarko, memprovokasi massa untuk melakukan tindakan anarkis dan pembakaran serta penyerangan aparat. Barbuk yang disita satu bom molotov," katanya.
Baca Juga: Anak STM Surabaya Diringkus Polisi karena Aksi Corat-coret di Jalanan
Dedi mengungkapkan dari hasil pemeriksaan sementara yang dilakukan oleh beberapa Polda nantinya akan dihubungkan satu sama lain. Hal itu guna menelusuri apakah aksi demonstrasi berujung kerusuhan tersebut memiliki satu keterkaitan.
"Semuanya itu nanti akan dikoneksikan dari beberapa Polda ini akan dicek hasil pemeriksaanya apakah para tersangka ini juga memiliki keterkaitan dengan kejadian di beberapa wilayah untuk menentukan siapa mastermind-nya," kata Dedi.
Dedi menilai pengungkapan siapa dalang dibalik kerusuhan tersebut sangat penting. Sebab, aksi demonstrasi yang digelar oleh sejumlah mahasiswa di beberapa wilayah awalnya berjalan sangat damai.
"Demo yang seharusnya dilakukan mahasiswa sangat damai di beberapa wilayah, tapi ketika disusupi oleh para pelaku-pelaku yang memang ada niatan rusuh dan melakukan tindakan tindakan-tindakan secara inkonstitusional ini membuat demo yang tadinya damai menajdi rusuh akhirnya," katanya.