Suara.com - Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Polda Metro Jaya, Kombes Argo Yuwono menjelaskan ada kesalahpahaman aparat Brimob terkait tuduhah mobil ambulans membantu menyuplai batu dan bensin saat terjadi bentrokan dengan massa pelajar SMK/STM saat demonstrasi di DPR RI, kemarin.
Hal itu disampaikan Argo menanggapi video viral anggota Brimob yang menuduh petugas medis dan ambulans milik Pemprov DKI membantu pendemo menyiapkan batu dan bensin.
Setelah diselidiki, kata Argo, terjadi salah paham dari petugas Brimob yang melakukan sweeping terhadap enam unit mobil ambulans di dekat Gardu Tol Pejompongan, Jalan Gatot Soebroto, Kamis (26/9/2019) dini hari.
Dia mengklaim jika batu dan bensi yang ditemukan adalah milik massa aksi. Saat itu, sejumlah massa aksi berlarian mencari perlindungan di mobil ambulans.
Baca Juga: Wiranto Curiga Anak STM Demo Agar Bisa Salahkan Polisi Jika Ada Korban Jiwa
"Jadi anggapan dari Brimob, diduga mobil ini yang digunakan perusuh, tapi bukan. Perusuh masuk ke mobil untuk perlindungan," kata Argo di Polda Metro Jaya, Kamis siang.
Selain milik Pemprov, polisi sempat menyita mobil ambulans Palang Merah Indonesia (PMI). Selain membawa batu dan bensin, massa aksi juga membawa petasan kembang api.
"Perusuh itu pun membawa alat ini, ada batu dan kembang api juga, mencari perlindungan masuk ke mobil (ambulans) PMI," kata dia.
Kekinian, enam unit ambulans serta petugas kesehatan telah dikembalikan ke pihak PMI dan Pemprov DKI.
"Kami menyerahkan mobil ambulans kepada PMI dan Dinas Kesehatan DKI. Kita serahkan dengan perangkatnya artinya dengan krunya. Tapi nanti kalau mau dimintai keterangan sebagai saksi, mereka sudah siap," kata Argo.
Baca Juga: Gelombang Baru Demo di DPR, Wiranto: Suporter Bola dan Ojek akan Disasar
Sebelumnya, Kepala Markas PMI Kota Jakarta Timur E. Komalasari menyebutkan tim medis dianiaya petugas Brimob saat memberikan pertolongan kepada korban kerusuhan di depan lobi menara BNI, Pejompongan, Jakarta Barat.
Komalasari mengatakan, aksi kekerasan itu terjadi saat anggota Brimob melakukan sweeping terhadap ambulans karena diduga menyuplai batu dan bensin untuk para pendemo.
"Tiba-tiba ada sweeping dari oknum Anggota Brimob dan membuka paksa ambulan, memukul-mukul dan menarik paksa keluar pasien (kami tidak tahu nasin pasien seperti apa di luar ambulans)," kata Komalasari dalam keterangan tertulis, hari ini.
Ketika sedang memeriksa, oknum anggota Brimob melayangkan pukulan dengan tongkat kayunya kepada seluruh tim medis PMI yang ada di dalam ambulans. Satu petugas PMI terkena pukulan di bagian kepala. Selain itu ada perawat jatuh tersungkur ke belakang stretcher karena didorong dan diinjak oleh salah satu oknum anggota Brimob.
Mobil ambulansnya juga tak luput menjadi objek kekerasan oknum anggota Brimob. Kaca mobil belakang ambulans PMI Kota Jakarta Timur dipecah dan dirusak. Mobil ambulans tersebut pun akhirnya digiring ke Polda Metro Jaya.
"Demikian laporan kronologis ini dibuat sesuai dengan pernyataan dari salah satu perawat PMI Kota Jakarta Timur sebagai saksi hidup yang mengalami tindakan kekerasan dan menyaksikan tindakan perusakan terhadap ambulans PMI Kota Jakarta Timur."