Suara.com - Ratusan pelajar SMA, SMK, dan STM mengikuti aksi di kawasan Gedung DPR RI yang berujung dengan kerusuhan pada Rabu (26/9/2019) kemarin. Karena kejadian itu, pihak sekolah di Jakarta untuk ikut memantau keberadaan seluruh siswanya.
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengatakan Kepala Sekolah bertanggung jawab untuk memastikan kegiatan belajar mengajar berlangsung dengan baik. Ia mengklaim sejaki pagi, sudah menginstruksikan untuk melakukan pendataan kehadiran siswa.
"Jadi saya sampaikan dari kemarin sekolah harus memastikan setiap siswa pada jam dia harus belajar itu berkegiatan sekolah," ujar Anies di Balai Kota, Jakarta Pusat, Kamis (26/9/2019).
Anies menuturkan, setelah jam pelajaran selesai giliran orangtua murid untuk aktif mengawasi kemana anak mereka keluar rumah.
Baca Juga: Anak STM Surabaya Diringkus Polisi karena Aksi Corat-coret di Jalanan
"Setelah selesai sekolah mereka pulang. Karena itu saya menganjurkan orang tua untuk memantau keberadaan anak-anaknya," kata Anies.
Karena situasi masih belum kunjung kondusif, Anies mengaku tidak ingin ada anak yang hilang karena mereka mengikuti aksi di depan gedung wakil rakyat di Senayan. Ia menganggap kolaborasi antara orangtua dan sekolah diperlukan agar bisa mengetahui keberadaan para siswa.
"Saya instruksikan untuk melakukan pengecekan dan memastikan semua anak di Jakarta terdeteksi posisinya di mana. Jangan sampai ada anak yang hilang," pungkasnya.
Untuk diketahui, ratusan pelajar dari SMA, SMK, hingga STM turun ke jalan pada Rabu (25/9). Mereka tegabung dalam seruan STM melawan. Mereka bahkan terlibat bentrok dan menyerang aparat kepolisian dengan batu.
Selain itu mereka juga melakukan blokade sebagian jalan layang Slipi, Jakarta Barat. Mereka ramai-ramai meneriakkan yel-yel menolak Rancangan Undang-Undang (RUU) KUHP.
Baca Juga: Ambulans Bawa Batu Anak STM, Anies: Mereka di Situasi Tak Sederhana
Berbagai poster dipampangkan di depan barisan anggota Brimob. Poster yang dipegang mereka seperti 'Jokowi Of Shit', Jokowi Ganti Sama Bapak Aing.