Gelombang Baru Demo di DPR, Wiranto: Suporter Bola dan Ojek akan Disasar

Kamis, 26 September 2019 | 14:12 WIB
Gelombang Baru Demo di DPR, Wiranto: Suporter Bola dan Ojek akan Disasar
Menkopolhukam Wiranto (tengah) saat menggelar konferensi pers soal demo DPR. (Suara.com/Stephanus Aranditio).
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Menteri Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan Wiranto menyebut gelombang aksi demonstrasi menolak RUU bermasalah akan semakin melebar ke berbagai kelompok masyarakat. Mulai dari suporter bola hingga kelompok Islam radikal.

Wiranto menyebut informasi tersebut sudah dikumpulkan lewat rapat koordinasi terbatas antara Kapolri Jenderal Tito Karnavian, Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto, Mendagri Tjahjo Kumolo, hingga Kepala BSSN Letjen TNI (Purn) Hinsa Siburian.

"Gerakan gelombang baru ini, kita harus waspada karena akan mengerahkan kelompok Islam radikal, kelompok islam garis keraslah istilahnya, juga akan melibatkan para suporter, suporter bola kaki pun akan disasar untuk dilibatkan dalam gerakan itu," kata Wiranto di Kemenkopolhukam, Jalan Medan Merdeka Barat, Kamis (26/9/2019).

Selain suporter dan kelompok Islam radikal, Wiranto juga menyebut kelompok buruh, paramedis, dan tukang ojek akan menjadi sasaran berikutnya untuk dihasut mengikuti demonstrasi ke Gedung DPR RI.

Baca Juga: Kepsek SMK Tangerang soal Demo STM: Jika Ada Siswa Mati, Kita yang Repot

"Kemudian teman-teman buruh ya jangan sampai nanti juga mau dipengaruhi oleh mereka yang hanya membangun kekacauan ini, juga tukang ojek dan paramedis," katanya. 

"Bahkan paramedis ini sudah diberikan penyesatan bahwa paramedis ini yang salah mengambil suatu keputusan dalam mengobati pasien akan kena denda Rp 1 juta katanya menurut undang-undang padahal tidak ada, ini provokasi yang menyesatkan," imbuhnya.

Menurut Wiranto, seluruh tuntutan mahasiswa sudah dipenuhi dan mahasiswa yang sudah melakukan aksi secara damai, namun menjelang malam dia menduga ada penyusup yang membuat kerusuhan.

"Kita bisa pisahkan antara demonstrasi yang elegan dari teman-teman mahasiswa yang sudah selesai dan sudah terjawab, dan kemudian demonstrasi susulan atau demonstrasi yang mengambil alih demonstrasi yang elegan itu dengan satu pertunjukan atau sikap yang merusak dan menimbulkan kekacauan," tutup Wiranto.

Baca Juga: Anak STM Surabaya Diringkus Polisi karena Aksi Corat-coret di Jalanan

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI