Dengan sangat sedih dan rasa marah kami sampaikan... Kami kecewa atas tudingan dan sikap para aparat keamanan yang seharusnya menjadi bagian dari pengamanan tugas PMI.
Tuduhan yang tidak berdasarkan bukti adalah fitnah dan pencemaran nama baik. Kami bertugas 3 hari ini adalah penugasan resmi, berdasarkan SOP, kami beridentitas jelas dan job desk kami sangat jelas. *PELAYANAN AMBULANS RUJUKAN DAN PERTOLONGAN PERTAMA*
Tolong diralat Pak... kami klarifikasi: Kami tidak pernah dan tidak akan pernah melakukan di luar dari tugas kami.
- Kami BUKAN PEMBAWA BATU
- Kami TIDAK MENSUPLAY BATU untuk pendemo
- APALAGI menyediakan BENSIN untuk Molotov.
PMI diberikan mandat untuk memberikan bantuan kemanusiaan dan pertolongan medis.
Kami sedih dan kecewa... Lihat apa yang sudah kami lakukan dan kami berikan... berapa banyak korban yang kami evakuasi, kami berikan bantuan Pertolongan Pertama, kami juga memberikan pelayanan untuk anggota aparat keamanan yang sakit dan terluka.
Baca Juga: 2 Hari Rusuh, Polisi Kaltim Kirim Bantuan 100 Pasukan Brimob ke Jakarta
Kami sama seperti bapak-bapak aparat keamanan, kami ambil tugas yang penuh risiko ini demi kemanusiaan (siapapun dia). Kami tidak berpihak... Antara PENDEMO, APARAT KEAMANAN DAN MASYARAKAT UMUM, memiliki hak yang sama atas pelayanan PMI. Kami tidak membeda-bedakan...
Kami sedih dan kecewa... Harusnya sebagai aparat keamanan fokus sama tugas keamanan, bukan menyebarkan HOAX. Bapak bisa dituntut dan dapat membahayakan karier Bapak.
Seharusnya aparat keamananlah yang memastikan kami para petugas medis menjalankan tugas dengan aman. Saya yakin aparat keamanan juga bekerja secara netral dan tidak berpihak.
Kami sedih dan kecewa... Kami minta tanggung jawab morel dan materiel... Ambulans kami sudah Bapak RUSAK... Relawan para medis PMI sudah Bapak buat tidak nyaman... Bapak Polisi mengamuk tidak terkontrol, kami tidak diberikan kesempatan untuk menjelaskan. Petugas kami dipukul, bahkan tersungkur di dalam ambulans dan dengan teganya Bapak injak petugas kami yang sedang melakukan pertolongan di ambulans. Bapak tarik keluarkan paksa pasien (entah bagaimana nasibnya). Sangat tidak manusiawi...
Bapak sudah memfitnah dan menggiring opini negatif atas tugas dan mandat kami. Bapak Polisi Aparat Keamanan harus bertanggung jawab akan hal ini," tulis Eq Prasetyo, disertai sejumlah foto dan video saat polisi mendatangi ambulans.
Baca Juga: Demo Hingga Malam, Pelajar Lempari Batu ke Polisi
Lima unit mobil ambulans diduga milik Pemprov DKI Jakarta diamankan polisi di sekitar Gedung DPR RI, Kamis (26/9/2019) dini hari. Diduga lima mobil ambulans tersebut membawa batu dan bensin.