Suara.com - Majelis Ulama Indonesia (MUI) menyesalkan aksi unjuk rasa pelajar, mahasiswa, petani dan aktivis tolak RUU bermasalah berujung kericuhan yang mengakibatkan sejumlah orang terluka. Aksi itu harusnya bisa berjalan dengan damai.
Ketua Dewan Pertimbangan MUI Din Syamsuddin mengatakan, aksi penolakan terhadap sejumlah RUU bermasalah harus dilakukan secara benar dan baik, bukan dengan kericuhan.
"Saya prihatin atas jatuhnya korban dalam aksi protes mahasiswa baik luka-luka maupun meninggal dunia. Aksi protes mahasiswa dan pelajar yang mengkritik proses pembuatan undang-undang yang dinilai mengabaikan aspirasi rakyat adalah bentuk amar makruf nahi munkar, maka harus tetap dilakukan dengan cara yang makruf," kata Din Syamsuddin, Kamis (26/9/2019).
MUI juga mendesak aparat keamanan untuk tidak melakukan tindakan represif yang berpotensi menimbulkan korban jiwa dan luka yang lebih banyak.
Baca Juga: Polisi Amankan 5 Ambulans DKI Bawa Batu dan Bensin Saat Demo Rusuh
"Meminta kepada aparat keamanan dan penegakan hukum untuk sesuai tugasnya mengayomi dan melindungi para mahasiswa dan pelajar, serta menghindari pendekatan represif yang apalagi menimbulkan korban tewas," ujar Din.
Dia juga meminta peserta aksi untuk tidak terprovokasi dan tetap menjaga kondusifitas serta fokus pada tuntutan yang disuarakan.
"Meminta kepada semua pihak untuk dapat menahan diri dan tidak terjebak ke dalam permusuhan dan kecenderungan adu kekuatan," imbuh Din Syamsuddin.