Suara.com - Massa pelajar dari SMA, SMK, dan STM terlibat bentrok dengan polisi di Flyover Slipi, Jakarta, tak kuasa menahan rasa perih di mata usai ditembakan gas air mata. Tembakkan gas air mata dilepaskan polisi ke arah massa untuk membubarkan aksi.
Mereka terlihat berjalan ke arah belakang sambil memejamkan mata. Tak sedikit dari mereka yang turut dituntun rekannya untuk mencari air.
"Air, air mana air," ujar massa yang terkena gas air mata, Rabu (25/9/2019).
Teriakan itu berlangsung beberapa kali sapai akhirnya merkea sadar kalau tak ada pasokan air bersih yang tersisa. Sebelumnya, massa menyediakan air mineral di tengah dan pinggir jalan.
Baca Juga: Demo Tolak RKUHP, Anak STM: Kami Juga Belajar Politik dari Pelajaran PPKN
Air mineral tersebut sengaja diletakan sebagai logistik minum dan untuk membasuh wajah mereka yang terkena gas air mata saat melakukan penyerangan balik kepada pihak polisi di Flyover Slipi.
Tak kunjung mendapat air bersih, massa yang sudah kewalahan dengan rasa perih kemudian berjalan ke atas trotoar di mana terdapat gerobak pedagang kaki lima yang sudah ditinggal pemilik.
Tak butuh waktu lama, massa menemukan satu ember berisi air. Namun setelah diperhatikan, air tersenut tidak lagi bersih lantaran bekas dipakai cuci piring dan perabotan berjualan pedagang.
"Ini air. Air apa ini? Kobokan? Air Cucian? Ah bodoh ah yang penting mata gue enggak perih lagi," celetuk seseorang dari kerumunan massa.
Hingga pukul 20.30 WIB, massa dan polisi masih terlibat bentrok. Gas air mata terus ditembakan ke arah kolong tol Slipi tempat massa berkerumun.
Baca Juga: Diajak Dialog, Massa STM: Kami Tak Sudi Salaman dengan Polisi