Anak STM Demo, Aktivis Hukum: Yang Tak Bergerak Cuma Pendukung Rezim

Rabu, 25 September 2019 | 19:29 WIB
Anak STM Demo, Aktivis Hukum: Yang Tak Bergerak Cuma Pendukung Rezim
Anak STM berhadapan dengan Brimob di belakang Gedung DPR. (Suara.com/Fakhri)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Pelajar STM Susul Mahasiswa Gelar Aksi Tolak RUU Bermasalah, Eks Ketua LBH Jakarta: Semua Bergerak Kecuali Pendukung Rezim

Mantan Ketua LBH Jakarta Alghiffari Aqsa menilai, demonstrasi yang dilakukan pelajar STM menandakan beragam rancangan undang-undang (RUU) bermasalah telah menjadi permasalahan semua orang.

Alghiffari bahkan menduga, kalau permasalahan tersebut tidak segera diselesaikan, kalangan ibu-ibu sekalipun pada akhirnya bisa saja turun ke jalan.

Alghiffari mengatakan, kekinian pihak yang mungkin tidak akan turun ke jalan terkait RUU bermasalah hanyalah elite politik dan kologanya.

Baca Juga: Demo ke DPR, Guyonan Anak STM: Masa Urusan Seks Negara Ikut Campur

Sebab, mereka sajalah yang memang memiliki kepentingan di balik penyusunan RUU bermasalah tersebut.

"Semuanya bergerak sekarang kecuali yang mendukung rezim, kecuali kolega-kolega atau elite politik yang berkepentingan terhadap undang-undang yang sedang disusunnya sekarang," kata Alghiffari saat ditemui di Kantor LBH Jakarta, Menteng, Jakarta Pusat, Rabu (25/9/2019).

Kendati begitu, Alghiffari khawatir aparat kemanan akan bertindak represif terhadap para pelajar tersebut.

Seperti, kata dia, penembakan gas air mata hingga tindakan kekerasan sebagaimana yang dialami mahasiswa saat menggelar aksi demonstrasi di depan Gedung DPR RI pada Selasa (24/9) kemarin.

"Tapi satu sisi kami juga punya kekhawatiran bahwa mereka akan direpresi lagi oleh aparat yang wataknya itu sangat represif yang tindakan-tindakannya sangat brutal, sadis menurut saya," ujarnya.

Baca Juga: Massa STM Melawan Kembali Rusuh, Naik ke Jalan Tol Dalam Kota

"Kami berharap para pelajar yang turun tetap dijaga dan tidak terjadi peristiwa-peristiwa tidak diinginkan, ada penembakan segala macam. Kalaupun ada penangkapan ya harus ada keterbukaan informasi, dan kemudian setelah ada penangkapan tidak ada pemukulan atau penyiksaan," imbuhnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI