Suara.com - Gubernur Jawa Barat (Jabar), Ridwan Kamil menekankan pentingnya menjaga kesatuan dan ukhuwah. Menurutnya, meski ada masyarakat yang tak masuk dalam koridor Ukhuwah Islamiyah, masih ada Ukhuwah Watoniyah (berbangsa) dan Ukhuwah Insaniyah (sesama manusia) yang mengikat.
"Masyarakat harus bisa bersyukur dengan nikmat berbangsa dan bernegara yang Allah SWT berikan," kata Emil, sapaan Ridwan Kamil, dalam "Halaqah Kebangsaan bersama Al Habib Umar Bin Hafidz", di Hotel Hilton, Kota Bandung, Selasa (24/9/2019).
Emil menambahkan, nikmat iman, Islam, dan silaturahmi adalah komponen untuk menambah semangat dan kecintaan kepada negeri Indonesia. Apalagi bangsa Indonesia tengah mengalami dinamika dalam perpolitikan maupun perekonomian.
Menurutnya, kesatuan dan persatuan bisa menjadi penyokong masyarakat dalam melewati dan menjawab tantangan di segala kondisi.
Baca Juga: Usul Bandara Ganti Nama Pakai BJ Habibie, Ridwan Kamil Didukung Para Artis
"Mudah-mudahan kita dikuatkan kecintaan tentang pentingnya persatuan dan uhkuwah kita," kata Emil.
Pun nilai dakwah, lanjutnya, harus memberi contoh teladan akhlak yang baik, sehingga bisa menginspirasi individu lainnya untuk melakukan hal serupa.
Dalam acara tersebut, Emil juga menyampaikan progres program keumatan Pemerintahan Daerah Provinsi (Pemdaprov) Jabar, diantaranya Satu Desa Satu Hafidz (Sadesa), yang tahun ini sudah menyekolahkan sekitar 1.200 anak desa di berbagai pesantren. Para santri pun siap dilepas ke berbagai desa di Jabar.
Teranyar, untuk memperkuat misi Jawa Barat Juara Lahir dan Batin, Pemdaprov Jabar pun mengirim 30 Dai ke Yaman untuk menempuh pendidikan agama.
"Program mengirim beasiswa bersekolah ke Yaman dan Program Satu Satu Desa Satu Hafiz Quran adalah nasihat Habib tahun lalu," tutur Emil.
Baca Juga: Usul Ganti Kertajati Jadi Bandara BJ Habibie, Ridwan Kamil: Setuju?
Selain itu, terdapat pula English for Ulama, di mana lima ulama muda Jabar lulusan tahap pertama program ini akan dikirim ke Inggris pada November 2019, untuk berdakwah mengenai Islam yang damai.
"Tujuan (English for Ulama) adalah untuk menyiarkan Islam yang damai, yang wasathiah," kata Emil.
Adapun program keumatan Jabar Juara lainnya pun rutin dilaksanakan, mulai dari Maghrib Mengaji, Subuh Berjamaah Keliling, Kredit Mesra, hingga One Pesantren One Product (OPOP). Program yang terakhir disebut, bertujuan untuk mendorong pesantren di Jabar untuk mandiri secara ekonomi.
"Kita bercita -cita, pesantren di Jawa Barat punya usaha yang besar, supaya pesantren maju," tutup Emil.
Adapun menurut Ketua PWNU Jabar, KH. Hasan Nuri Hidayatullah, persatuan adalah kunci bila ingin bangsa menjadi maju. Jabar diharapkan menjadi penopang utama dalam mewujudkan Indonesia sebagai bangsa yang besar, kuat, dan berdaya saing.
Saat ini pun, lanjut Hasan, Jabar cukup kondusif. Salah satunya berkat peran para ulama yang selalu berupaya memberikan pengabdian terbaik kepada masyarakat, bangsa, dan negara.
"Semoga Allah SWT memberikan petunjuk bimbingan guna memberikan kekuatan membangun bangsa negara," ucap Hasan.
Sementara itu, Al Habib Umar Bin Hafidz, sosok ulama besar asal Kota Tarim, Yaman, berpesan agar para pimpinan daerah serta unsur aparat, seperti TNI/Polri dapat menjalankan amanah dalam bertugas dengan sebaik-baiknya dan tidak ragu untuk duduk bersama ulama dalam menyelesaikan permasalahan.
"Melaksanakan tugas dengan jalan menyambungkannya dengan syariat Allah SWT akan menghadirkan kebaikan," kata Al Habib.
Ia pun mengapresiasi program-program keumatan Pemdaprov Jabar di bawah kepemimpinan Ridwan Kamil. Menurut Al Habib, rancangan program Jabar Juara adalah program yang tepat.
Pun kerjasama Pentahelix yang dibangun Pemdaprov Jabar dengan tokoh masyarakat, akademisi, dan ulama adalah hal luar biasa.
Al Habib juga menyebut bahwa dengan menjalankan program keumatan, Pemdaprov Jabar telah membumikan dan mengaplikasikan ajaran Allah SWT ke dalam kehidupan sehari-hari masyarakat.
"Maka kalau itu (program) dilaksanakan sebaik-baiknya, akan dirasakan kenikmatan oleh seluruh Muslim di Jawa Barat, bahkan non-Muslim pun akan mendapat kenikmatannya. Karena meski mereka minoritas, kalau kita menjalankan ajaran Allah SWT dengan baik, maka mereka pun justru akan merasa terlindungi," kata Al Habib.