Suara.com - Kerusuhan imbas aksi di depan gedung DPR RI, Senayan, Jakarta, kembali pecah. Kali ini di ruas jalan Gatot Soebroto atau depan pintu 8 Gelora Bung Karno (GBK), tepatnya di seberang pintu masuk Hotel Sultan. Massa melawan karena menolak diusur polisi.
Awalnya, kepolisian meminta agar massa yang didominasi mahasiswa dari berbagai universitas ini menolak untuk dibubarkan. Mereka masih melayangkan protes karena kepolisian dianggap telah melakukan kekerasan.
Namun sekitar 20 menit kepolisian melakukan negosiasi dengan massa aksi, massa menolak untuk pulang. Akhirnya kepolisian yang dipimpin oleh Kapolres Jakarta Pusat, Harry Kurniawan, mengarahkan pasukan anti huru hara untuk membubarkan massa.
Baca Juga: Kepala BPN Jamin Fungsi Paru-paru Dunia Tidak Hilang Saat Bangun Ibu Kota
"Kami ingatkan, kalau tidak bubar kami akan kerahkan PHH," kata Harry di lokasi, Selasa (24/9/2019).
Kepolisian terlihat menembakan gas air mata ke arah kerumunan. Massa langsung berlarian ke jalan arah Bendungan Hilir.
Setelah massa beralarian, polisi masih menembaki massa yang masih belum mau bubar. Setelah selesai menembaki massa, kepolisian menarik diri ke jalan tol dalam kota.
Namun massa kembali lagi dan melempar dengan batu dan benda lain. Jalan Gatot Soebroto arah Pancoran terlihat mulai kembali dibuka.
Setelah itu pihak kepolisian kembali melanjutkan penyisiran ke arah gedung DPR RI.
Baca Juga: Pos Polisi Palmerah Dibakar Massa, Demonstran Nyanyi Dua Lima Jigo Jokowi
Beberapa personil kepolisian mulai menyisir wilayah tol dalam kota. Mereka meminta agar massa aksi di gedung DPR RI yang masih bertahan segera pulang.