Suara.com - Situasi di Stasiun Palmerah, Jakarta Barat, Selasa (24/9/2019) malam kian padat oleh pergerakan mahasiswa dan juga penumpang kereta reguler.
Ratusan mahasiswa memanfaatkan ruang tunggu Stasiun Palmerah untuk beristirahat setelah dipukul mundur aparat saat berdemo di gedung DPR RI.
Mereka menyebar di setiap sudut area yang ada di stasiun. Sementara dari luar stasiun bunyi sirene terus mengaung-ngaung bersama klakson kendaraan yang terjebak kemacetan di tengah demo mahasiswa.
Baca Juga: Aksi Mahasiswa Rusuh, Ini 4 Langkah Pertolongan Pertama Saat Pingsan
Mahasiswa menggunakan berbagai macam warna almamater, mulai dari kuning, merah bata, merah terang, hijau, biru tua dan biru dongker.
Mereka ada yang duduk di kursi bahkan sebagian besar duduk di lantai stasiun. Sesekali petugas mengarahkan agar mahasiswa tidak memberi ruang jalan bagi penumpang lainnya yang hendak masuk ke dalam stasiun maupun yang turun ke peron.
Situasi ini membuat stasiun terlihat sibuk dengan banyaknya penumpang terutama mahasiswa.
Menurut salah satu petugas di Stasiun Palmerah, pihak KCI telah mengantisipasi terjadinya lonjakan penumpang dengan adanya aksi demo mahasiswa.
Lonjakan penumpan tersebut terprediksi terjadi pada jam pulang kantor, petugas disiagakan di pintu masuk, loket tiket, peron, dan juga tim medis.
Baca Juga: Aksi Mahasiswa di Gedung DPR, Rektor UI Sampaikan Imbauan Ini
"Kami sudah antisipasi saat lonjakan penumpang yang terjadi jam pulang kantor," kata petugas KCI yang diberbantukan di Stasiun Palmerah.
Beberapa mahasiswa ini masih bertahan di stasiun menunggu teman-temannya yang belum kembali, ada juga yang menunggu temannya yang sakit karena kekurangan oksigen setelah terkena asap gas air mata.
Sementara itu, untuk memperlancar pergerakan penumpang masuk stasiun terutama para mahasiswa yang datang dalam jumlah banyak, petugas stasiun berjaga-jaga di palang masuk untuk membantu memudahkan pergerakan mahasiswa masuk ke dalam stasiun tanpa terjadi antrean.
Pihak stasiun juga menyediakan kipas angin pendingin khusus untuk mahasiswa yang ada di posko kesehatan darurat yang ada di samping pintu masuk.
Kipas pendingin menggunakan tabung air membantu memberikan udara segar bagi mahasiswa yang pingsan kelelahan di posko darurat.
Nyanyi Lagu Nasional
Lagu Indonesia Pusaka bergema di Stasiun Palmerah, Jakarta Barat, dinyanyikan oleh ribuan mahasiswa yang memadati ruang tunggu stasiun, Selasa malam.
Sebelumnya mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi ini betepuk tangan seperti menyambut kedatangan teman-teman mereka yang dipukul mundur petugas dari gedung DPR RI.
Lalu mereka yang tadi duduk menunggu menyebar di ruang tunggu stasiun langsung berdiri melihat ke arah datangnya mahasiswa di pintu masuk stasiun.
Tak lama kemudian mereka berdiri dan melantunkan lagu Indonesia Pusaka bersama-sama, nyanyian tersebut menggema sebagai penyemangat bagi para mahasiswa yang sedang berdemontrasi.
Tidak ketinggalan petugas KCI Stasiun Palmerah yang berjaga ikut menyanyikan lagu nasional tersebut sebagai bentuk dukungan kepada para mahasiswa.
Setelah melantunkan lagi Indonesia Pusaka, mereka lalu menyanyi lagu mars 'Pak Polisi-Pak Polisi' yang biasa dinyanyikan saat berunjuk rasa.
Lagu tersebut mereka tujukan ke arah luar stasiun setelah melihat aparat memukul mundur para mahasiswa ke arah stasiun.
Posko Medis
Stasiun Palmerah, Jakarta menyiagakan posko medis darurat membantu mahasiswa yang kekurangan oksigen setelah terkena gas air mata usai berdemo di gedung DPR RI, Selasa.
Pantauan di Stasiun Palmerah sekitar pukul 17.00 WIB sebanyak lima orang mengalami lemas dan mengeluhkan sesak nafas dan pusing saat masuk ke stasiun.
Petugas Stasiun dan tim medis membantu mengevakuasi kelima mahasiswa tersebut ke posko darurat yang ada di pintu masuk stasiun.
Posko tersebut dibuat situasional untuk menampung mahasiswa yang kehabisan oksigen akibat terkena gas air mata.
Jumlah mahasiswa terus bertambah dari lima orang menjadi 10 dan kini sudah ada sekitar 15 orang mendapatkan pertolongan pertama.
Para mahasiswa yang mengalami kekurangan oksigen berasal dari sejumlah kamus seperti STEMIK Bani Saleh Bekasi, STIKES Bani Saleh Bekasi, ISIP Jakarta dan Politeknik APP Jakarta.
David Arifin, Asisten manajer kesehatan pelayanan penumpang PT KCI mengatakan pihaknya sudah mengantisipasi hal ini dengan menyiagakan tim medis di tiga stasisun.
"Kami siagakan di Stasiun Palmerah, Tanah Abang, dan Gondangdia," kata David.
Tim kesehatan terdiri petugas medis berjumlah tiga orang dan dibantu petugas KCI lainnya.
Menurut dia situasi seperti ini sudah terbaca sehingga sudah diantisipasi, seperti pengalaman saat aksi 212.
"Memang sudah kita antisipasi karena ada demo mahasiswa ini kita siapkan posko medis," kata David.
David menyebutkan para mahasiswa mengalami kelelahan dan kehabisan oksigen akibat terkena gas air mata.
Petugas memeriksa kondisi kesehatan mahasiswa mengukur kadar oksigen di dalam tubuh menggunakan alat ukur otomatis, mahasiswa dibantu diberi oksigen tambahan, dan obat maag.
Ditembak Gas Air Mata
Kepanikan terjadi di Stasiun Palmerah, Selasa sekitar pukul 20.20 WIB, setelah beberapa tembakan gas air mata terdengar dekat dari stasiun tersebut, kemudian mahasiswa yang semula menduduki stasiun, bergerak menjauh dari arah pintu kedatangan.
Beberapa ledakan gas air mata terdengar meletus dari Stasiun Palmerah, mahasiswa yang masih berada di stasiun berteriak dan bertepuk tangan sebagai tanda semangat.
Tidak beberapa lama kemudian terdengar lagi tembakan gas air mata dari arah bawah stasiun, beberapa mahasiswa yang berada di peron lantai bawah berlarian ke atas membawa sejumlah teman mereka yang pingsan dan kelelahan.
Situasi makin panik ketika mahasiswa mulai berdiri dan bergerak mejauh dari tangga peron dan pintu masuk.
Tampak kepanikan terjadi di kalangan mahasiswa, bahkan ada yang menggunakan helm di dalam stasiun.
Situasi kondusif kembali setelah sejumlah mahasiswa meneriakkan untuk tetap tenang dan tidak panik.
Petugas stasiun juga terus mengimbau mahasiswa tetap tenang dan tidak panik karena situasi sudah terkendali.
Hingga berita ini diturunkan mahasiswa masih memadati Stasiun Palmerah. Mereka masih menggunakan pasta gigi pelindung dari gas air mata di wajahnya.