Sebut Didalangi KNPB, Polisi Ringkus 733 Mahasiswa Terkait Rusuh Wamena

Selasa, 24 September 2019 | 15:28 WIB
Sebut Didalangi KNPB, Polisi Ringkus 733 Mahasiswa Terkait Rusuh Wamena
Warga mengungsi di Mapolres Jayawijaya saat terjadi aksi unjuk rasa yang berakhir rusuh di Wamena, Jayawijaya, Papua, Senin (23/9/2019). [ANTARA FOTO/Marius Wonyewun]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Buntut dari aksi unjuk rasa berujung kerusuhan di Wamena, Jayawijaya, Papua, Senin (23/9/2019), polisi telah meringkus sebanyak 733 mahasiswa.

Kekinian, mereka tengah menjalani pemeriksaan untuk diketahui perannya dalam kasus tersebut. 

Kepala Biro Penerangan Masyarakat Mabes Polri Brigjen Dedi Prasetyo mengatakan, para mahasiswa itu diduga terlibat dalam kerusuhan yang menelan 23 korban jiwa. Diduga, mereka melakukan penyerangan, pembakaran hingga perusakan.

"Semuanya dalam proses pemeriksaan. Ada 733 orang, semua mahasiswa eksodus yang diperiksa, yang terlibat langsung dalam kerusuhan," kata Dedi di Mabes Polri, Selasa (24/9/2019).

Baca Juga: Korban Tewas Kerusuhan di Wamena Bertambah, Jadi 23 Orang

Dedi menuding kelompok mahasiswa yang melakukan penyerangan ialah Aliansi Mahasiswa Papua (AMP) eksodus. Mereka, kata dia, ditunggangi oleh United Liberation Movement for West Papua (ULMWP) dan Komite Nasional Papua Barat (KNPB) yang menjadi dalang kerusuhan.

"Dugaan dalang kerusuhan di Jayapura itu lebih kompleks. Untuk di Jayapura ada ULMWP yang berkomunikasi dengan KNPB. Nah KNPB memanfaatkan AMP. AMP ini AMP yang eksodus, yang melakukan tindakan serang kepada aparat," katanya.

Diketahui, Kekinian, korban jiwa bertambah menjadi 23 orang. Selain itu, sebanyak 77 orang dinyatakan mengalami luka-luka.

Selain di Wamena, kerusuhan juga pecah di kota Jayapura, Papua. Dalam kerusuhan tersebut, satu anggota TNI dan tiga mahasiswa meninggal dunia.

Kerusuhan yang terjadi di Wamena dan Jayapura diduga untuk dijadikan isu pada Sidang Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) yang berlangsung di New York, Amerika Serikat, pada 23-27 September 2019.

Baca Juga: KNPB Bantah Tudingan Polisi Susupi Aksi Pelajar SMA di Wamena

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI