Suara.com - Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Polda Papua, Kombes Ahmad Mustofa Kamal mengatakan, sebanyak 22 warga sipil meninggal dunia saat kerusuhan di Wamena, Jayawijaya, Papua, Senin (23/9/2019)
Selain itu, seorang korban luka-luka saat ini masih kritis di RSUD Wamena.
"22 meninggal dunia, 1 di rumah sakit yang kritis," kata Kamal kepada wartawan, Selasa (24/9/2019).
Kamal menyebut, jika korban yang meninggal dunia lantaran terbakar. Tercatat, ada satu keluarga tewas terpanggang lantaran rumahnya dibakar massa.
Baca Juga: Aksi Berujung Rusuh Wamena Papua, 17 Warga Tewas dan 318 Orang Ditangkap
"Mereka ada satu keluarga yang terjebak dibakar massa rumahnya," kata dia.
Kamal menyebut, sebanyak 72 orang masih berada di rumah sakit lantaran mengalami luka-luka. Selain menelan korbam jiwa dan luka, kerusuhan juga menyebabkan sejumlah fasilitas publik rusak.
Fasilitas publik yang menjadi sasaran amukan massa adalah kantor BLH, KUA, kantor PLN, kantor Bupati, dan kantor Kejaksaan. Selain itu, lima kantor pemerintahan, 150 ruko, 80 mobil, dan 30 motor turut mengalami kerusakan.
Saat ini, masyarakat masih mengungsi di Polres Jayawijaya, Kodim 1702/Jwy, Gedung DPRD Jayawijaya, dan Gedung Oikumerek Asso Wamena. Mereka mengungsi untuk menghindari adanya provokasi dan kerusuhan susulan.
"Sementara warga masyarakat telah mengungsi di empat tempat yakni Polres Jayawijaya, Kodim 1702/Jwy, gedung DPRD Jayawijaya dan Gedung Oikumerek Asso Wamena," papar Kamal.
Baca Juga: Top Tekno 23 September: Jakarta Blokir Internet di Wamena
Kamal menambahkan, aparat keamanan telah meminta klarifikasi terkait ujaran rasisme yang beredar di media sosial kepada pihak sekolah. Dirinya mengklaim jika pihaknya telah meminta masyarakat untuk tetap menjaga keamanan disana.
“Kami meminta agar tetap menjaga keamanan dan kesatuan agar tetap kondusif situasi kamtibmas. Percayakan kepada aparat yang saat ini tengah mencari pelaku pembuat dna penyebar hoaks tersebut,” kata dia.
Sebelumnya diberitakan, warga sipil yang tewas akibat aksi siswa SMA yang diduga berawal dari isu rasisme tercatat 17 orang. Hal itu disampaikan Komandan Kodim (Dandim) 1702/Wamena Letkol Inf Chandra Diyanto.
Dandim mengakui warga sipil yang meninggal itu akibat luka benda tajam dan warga yang menjadi korban kebakaran.
Selain 17 orang meninggal, tercatat 65 warga yang mengalami luka-luka dan saat ini dirawat di RSUD Wamena.