Suara.com - Ketua Umum Aliansi Mahasiswa Papua (AMP), Jhon Gobai membantah pihaknya terlibat dalam aksi demonstrasi hingga menelan korban jiwa di Expo Waena, Jayapura, Papua, hari ini.
Gobai menyampaikan, AMP hanya berada di luar Papua. Kedudukan AMP sendiri kekinian dikatakan Gobai hanya berada di 13 kita di luar Papua. Maka dari itu, dia menganggap, pernyataan Kapendam XVII/Cenderawasih Letkol CPL Eko Daryanto tidak tepat dan menyesatkan.
"Sehingga penyebutan AMP dalam peristiwa yang terjadi di dalam Papua tentu tidak benar. AMP secara nasional tidak mengagendakan atau merencanakan aksi apapun pada hari ini," kata Gobai lewat keterangan tertulis yang diterima Suara.com, Senin (23/9/2019).
Gobai pun meminta Kapendam XVII/Cenderawasih meralat pernyataannya lantaran dinilai telah menyesatkan publik dengan menyebut AMP terlihat aksi demonstrasi berujung tewasnya satu prajurit TNI di Expo Waena.
Baca Juga: 200 Bocah SMA Bakar Kantor Bupati Jayawijaya, Kota Wamena Lumpuh
AMP juga mendesak agar oknum TNI-Polri yang terlibat dalam aksi brutal di Wamena untuk segera diadili.
"Hentikan mengambinghitamkan AMP dalam peristiwa di Wamena dan Jayapura hari ini. Usut dan adili aparat TNI/Polri yang terlibat dalam melakukan tembakan secara brutal kepada mahasiswa dan pelajar di Wamena dan Jayapura," katanya.
Sebelumnya, Kapendam XVII/Cenderawasih Letkol CPL Eko Daryanto menyebut seorang prajurit Yonif 751/Raider, Praka Zulkifli tewas di tengah aksi demonstrasi AMP di Expo Waena, Jayapura, Papua.
Zulkifli diduga tewas setelah diserang oleh anggota AMP dengan senjata tajam pada bagian kepala belakang.
Eko menuturkan mulanya massa AMP tengah menggelar aksi demonstrasi di depan auditorium Universitas Cenderawasih.
Baca Juga: Wamena Rusuh Lagi, Dipicu Hoaks Rasisme
Mereka menuntut untuk mendirikan posko bagi mahasiswa Papua yang pulang studi dari luar tanah kelahirannya. Namun, aksi tersebut tidak diberi ijin oleh Polda Papua dan pihak Rektorat Uncen.
Kemudian, massa AMP pun difasilitasi petugas untuk kembali ke daerah Expo Waena dengan menggunakan kendaraan truk dan bis umum dengan dikawal aparat keamanan yang menggunakan kendaraan dinas yang dikemudikan Zulkifli. Setibanya di Expo Waena tepatnya sekira pukul 11.00 WIT, massa AMP yang baru turun dari kendaraan tiba-tiba berbalik menyerang aparat keamanan yang mengawal mereka.
Bahkan, lanjut Eko, massa AMP tersebut berusaha memprovokasi masyarakat Papua yang berada di Expo Waena untuk melakukan aksi anarkis berupa pembakaran terhadap berbagai fasilitas umum dan rumah masyarakat.
"Almarhum Praka Zulkifli yang sedang beristirahat sejenak usai mengantar pasukan pengamanan tiba-tiba diserang oleh massa dengan menggunakan senjata tajam. Almarhum mengalami luka bacokan di kepala bagian belakang," kata Eko lewat keterangan tertulis yang diterima Suara.com.
Zulkifli sendiri dikatakan Eko sempat dievakuasi menuju RS Bhayangkara untuk mendapat perawatan medis. Hanya, karena pendarahan yang hebat, nyawa Zulkifli tidak dapat terselamatkan.
"Sekitar pukul 12.30 WIT, Praka Zulkifli dinyatakan meninggal dunia. Rencana pemakaman akan dikoordinasikan oleh Danyonif 751/Raider dengan keluarga korban," katanya.