Suara.com - Wakil Gubernur Jawa Barat, Uu Ruzhanul Ulum melakukan kunjungan kerja ke Bank Sampah "Hade Jaya", di Kampung Sawah Bera, Desa Cintaasih, Kecamatan Samarang, Kabupaten Garut, Minggu (22/9/2019).
Pada kesempatan ini, Uu memberikan motivasi kepada para pengelola bank sampah yang sebagian besar adalah para ibu rumah tangga dan santri. Dia mengatakan, tempat penampungan sampah atau bank sampah adalah tempat yang mulia karena diisi oleh orang-orang yang peduli lingkungan.
"Saya diundang ke bank sampah seperti ini, luar biasa. Baru kali ini saya mengadakan kegiatan di tempat yang sangat mulia, karena ini tempat berkumpulnya orang-orang yang peduli terhadap lingkungan," kata Uu.
Uu pun mengapresiasi pengelola dan masyarakat yang terlibat dalam Bank Sampah Hade Jaya. Menurutnya, bank sampah telah membantu pemerintah dalam menyelesaikan permasalahan lingkungan.
Baca Juga: Ridwan Kamil : Warga Kota yang Bahagia adalah yang Sering Keluar Rumah
Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Garut, melalui Dinas Lingkungan Hidup akan memberikan bantuan dalam bentuk lahan kepada Bank Sampah Hade Jaya, karena selama berdiri sejak 2016, bank sampah ini menggunakan lahan sewaan untuk kegiatan operasionalnya.
Selain itu, Hade Jaya akan mendapat bantuan mesin pemilah sampah serta motor pengangkut sampah dari Pemkab Garut.
"Ini (bantuan) salah satu bukti ucapan terimakasih kami kepada Bank Sampah Hade Jaya, yang telah meringankan beban kami dan mendukung program kami dalam lingkungan hidup dalam persoalan sampah," kata Uu.
Uu juga minta pengelola sampah dan masyarakat untuk terus membantu pemerintah secara berkelanjutan menangani persoalan sampah, khususnya di Kabupaten Garut.
"Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat saat ini sedang mendorong lahirnya bank sampah di berbagai tempat di kabupaten/kota," ucapnya.
Baca Juga: Usul Bandara Ganti Nama Pakai BJ Habibie, Ridwan Kamil Didukung Para Artis
Sementara itu, Direktur Hade Jaya, Hendi Munawar mengatakan, pihaknya termotivasi dengan kedatangan Wagub Jabar ke tempatnya. Ia bersama para nasabah bakal terus bergerak dan berinovasi dalam pengelolaan sampah tersebut.
"Kami sangat termotivasi ketika bapak (Wagub Uu) datang ke sini, di bank sampah yang melibatkan ibu-ibu, para santri Pesantren Al Ikhlas, dan pemuda," kata Hendi.
Pendirian bank sampah ini dilatarbelakangi oleh kekhawatiran Hendi tentang banyaknya masyarakat yang membuang sampah sembarangan. Melalui bank sampah, Hendi ingin kesadaran masyarakat tentang pentingnya pelestarian lingkungan terbangun, sehingga mereka tidak lagi membuang sampah sembarangan.
Bank sampah ini menampung berbagai jenis, seperti sampah dus, plastik, besi, dan lainnya. Masyarakat pun bisa menyetorkan sampahnya setiap hari, dengan harga sesuai dengan jenis sampah yang disetorkan, misalnya sampah besi dihargai Rp 2.500 per kilogram.
Sampah-sampah yang telah disetorkan kemudian dikumpulkan untuk diolah. Lalu sampah yang sudah diolah di Hade Jaya dikirim ke berbagai industri di Jakarta dan Tangerang, bahkan diimpor ke luar negeri sebagai bahan baku pembuatan peralatan rumah tangga.
"Pendapatan kita (rata-rata) tiga ton (per bulan) dan dihargai Rp 6 ribu satu kilogramnya," jelas Hendi.
Bank Sampah Hade Jaya telah melibatkan sekira 150 orang, yang mana bank sampah ini akan membangun unit-unit baru di tempat lain.
"Bank sampah di sini sebagai bank sampah induk. Untuk pengembangan, kami akan ke tiap-tiap wilayah untuk pembentukan unit-unit bank sampah," kata Hendi mengakhiri.