Suara.com - Aksi massa berujung rusuh hingga terjadi pembakaran dan perusakan sejumlah bangunan di Wamena, Papua pada Senin (23/9) ternyata didominasi anak SMA.
Salah satu saksi, Obelom Wakerkwa mengatakan, perusakan dan pembakaran sejumlah gedung (fasiltas) umum di kota Wamena, Jayawijaya pada terjadi setelah massa terprovokasi dengan bunyi tembakan berturut-turut.
“Massa aksi adalah anak-anak SMA, mereka tidak melakukan perusakan. Tapi sejak pagi TNI, Polri dan Brimob melepaskan tembakan ke udara, bahkan hanya berjarak kurang dari 20 meter di depan anak sekolah. Ini saya lihat di depan SMK Yapis Wamena, tembakan berulang-ulang ini membuat anak SMA semakin terpancing emosi dan tidak dapat dikendalikan,” ujar Obelom Wakerkwa kepada Jubi melalui sambungan telepon seluler.
Awalnya, kata Obelom, aksi ini dipicu oleh kejadian di SMA PGRI Wamena pada tanggal 21 September 2019. Seorang guru mengatakan anak muridnya ‘monyet’ di ruang kelas.
Baca Juga: Kapolda Papua: Demo Rusuh di Wamena Karena Isu Hoaks
“Informasi ini berkembang dari siswa ke siswa hingga ke sekolah lain. Mulai dari jam 08.00 WP hingga waktu saat ini di Wamena terjadi aksi yang dipelopori oleh pelajar SMA di kota Wamena,” katanya.
Menurut dia, pagi ini ratusan siswa SMA mogok sekolah lalu turun ke jalan, massa aksi kemudian dikumpulkan di kantor Bupati Jayawijaya. Sebagian dari massa aksi yang tidak bergabung di kantor Bupati melakukan pembakaran di sejumlah ruko dan termasuk kantor bupati.