Meski begitu, Kapten Amrullah masih berharap junior dan rekan-rekannya bisa ditemukan dalam keadaan selamat.
“Harapan saya kawan-kawan saya dalam kondisi sehat, mereka mungkin belum mendapat pertolongan saja. Dengan tidak memancarnya signal peralatan ELT (Emergency Locator Transmitter), ada harapan kawan-kawan saya bisa ditemukan dalam kondisi sehat. Tapi apapun juga kami semua harus siap menerima kenyataan,” katanya.
Sehari sebelum insiden hilang kontaknya pesawat Twin Otter PK-CDC itu, tepatnya pada Selasa (17/9), Kapten Amrullah mendampingi Pilot Dasep terbang dari Bandara Mozes Kilangin Timika menuju Ilaga, Kabupaten Puncak dengan pesawat yang sama.
“Hari Selasa pagi saya terbang dengan beliau ke Ilaga lalu kembali ke Timika dan melanjutkan perjalanan ke Jakarta. Ternyata hari Rabu (18/9) terjadilah insiden ini sehingga saya harus kembali ke Timika pada Kamis (19/9).
Baca Juga: Serpihan Diduga Bagian Pesawat Twin Otter yang Hilang di Papua Ditemukan
Terkait pencarian pesawat Twin Otter PK-CDC yang hilang kontak tersebut, pada Senin pagi ini Posko utama operasi SAR di Bandara Timika mengerahkan sejumlah armada helikopter didukung dua pesawat milik TNI AU dan pesawat Twin Otter PK-CDJ milik PT Carpediem untuk persiapan mengevakuasi para korban dan serpihan pesawat di lokasi kecelakaan ke Timika jika ditemukan.
Komandan Lanud Yohanes Kapiyau Timika Letkol Penerbang Sugeng Sugiharto mengatakan operasi SAR untuk persiapan evakuasi para korban harus dilakukan secepatnya dalam waktu paling lama dua jam lantaran kondisi cuaca di lokasi kecelakaan pesawat Twin Otter PK-CDC sangat cepat berubah karena pertumbuhan awannya cepat dan selalu tertutup awan tebal. (Antara)