Bermula Dari Tradisi Petani Madura, Sapi Sonok Diwariskan Turun Temurun

Chandra Iswinarno Suara.Com
Sabtu, 21 September 2019 | 21:06 WIB
Bermula Dari Tradisi Petani Madura, Sapi Sonok Diwariskan Turun Temurun
Dua pasang Sapi Sonok saat kontes di sebelah timur Gor A Yani Sumenep pada Sabtu (21/09/2019). [Suara.com/Moh Madani]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Selain Karapan Sapi, Pulau Madura juga memiliki tradisi sapi sonok. Berbeda dengan Karapan Sapi yang menonjolkan kekuatan kecepatan dalam berlari sapi jantan, Sapi Sonok justru menonjolkan sisi kecantikan dan keindahan sapi betina yang dihias berbagai aksesoris.

Untuk bisa dikategorikan sebagai Sapi Sonok, hewan mamalia ini harus memiliki tinggi badan yang cukup ideal serta bentuk tubuhnya harus sempurna mulai dari mata, hidung, telinga, hingga pinggul.

Penilaian tersebut harus berbeda dengan sapi yang umumnya biasa dipakai membajak, bercocok tanam atau disembelih.

Seorang pemilik Sapi Sonok asal Sumenep, Mohammad Alawi mengungkapkan perawatannya pun berbeda dengan sapi pada umumumnya, mulai dari makanan hingga kandang untuk sapi itu.

Baca Juga: Sumenep Gelar Tradisi Sapi Sonok, 60 Pasang Sapi Adu Cantik

"Sapi Sonok adalah sapi pilihan dan istimewa. Sapi ini tidak dipekerjakan. Sapi Sonok harus dirawat dengan baik, dan rutin dikasih jamu," katanya pada Sabtu (21/09/2019).

Dia menceritakan, tradisi Sapi Sonok berawal dari kebiasan petani di pedesaan. Pada masa dahulu, masyarakat terbiasa memandikan sapi secara bersama-sama, kemudian mereka berembuk untuk "berkompetisi" mencari sapi yang paling bersih dengan cara mengikatkannya pada 'maggenan' atau tonggak kayu.

Dari kebiasaan seperti itu, lanjut Alawi, kemudian sapi itu dilombakan untuk melihat hewan ternak yang paling bagus dan bersih atau disebut dengan 'Cangkean', yang kemudian dalam perkembangannya dikenal dengan kontes sapi sonok.

"Cerita ini saya dengar dari buyut saya. (Untuk) di mana kali pertama digelar, itu saya kurang tahu. Tapi ada yang mengatakan di Dempo, dan Waru Pamekasan. Adapula yang bilang di Batuputih, Sumenep," tuturnya.

Ia melanjutkan untuk memiliki Sapi Sonok membutuhkan ketelatenan serta keseriusan. Jika tak telaten, pemiliknya bisa rugi karena biaya perawatan Sapi Sonok tidak mengeluarkan yang sedikit.

Baca Juga: Hanya Ada di Madura, Sapi-sapi Cantik Dikonteskan

Bahkan, sebelum diikutkan kontes, Sapi Sonok biasanya dilatih lebih dahulu dan diperlakukan khusus.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI