Adii menilai, pengecatan makam Kelly Kwalik itu akan melukai rasa keadilan orang Papua.
“Kelly Kwalik dibunuh aparat keamanan karena memperjuangkan hak bangsanya. Lalu sekarang aparat keamanan mengecat makam Kelly Kwalik dengan warna merah-putih. Apakah mereka malu, atau tidak?” Adii mempertanyakan.
Staf Bidang Hukum LEMASA, Patrick Wetipo menilai aparat keamanan melakukan kesalahan besar dengan membubarkan ibadah syukuran dan mengecat makam Kelly Kwalik.
“Mereka juga melarang bakar batu, itu bentuk pelecehan terhadap budaya orang Papua,”katanya.
Baca Juga: Blokir Internet Mimika dan Jayawijaya Dicabut, Ibu Kota 2 Papua Masih Gelap
Wetipo menyatakan, aparat keamanan seharusnya mempertanggung-jawabkan kematian Kelly Kwalik yang tewas tertembak saat dikepung polisi pada 16 Desember 2009 lalu.
Akan tetapi, kini aparat keamanan malah mengecat makam Kelly Kwalik dengan warna merah-putih.
“Kelly Kwalik berjuang untuk kemerdekaan orang Papua, motif bendera [bintang kejora] itu bentuk penghargaan kepadanya. [Dengan mengecat makam Kelly Kwalik], aparat kemanan Negara terus menunjukan ketidakadilan kepada orang Papua,” katanya.