Simalakama Bank Sampah; Antara Finansial dan Prihatin Lingkungan

Chandra Iswinarno Suara.Com
Jum'at, 20 September 2019 | 13:12 WIB
Simalakama Bank Sampah; Antara Finansial dan Prihatin Lingkungan
[Suara.com/Ema Rohimah]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Ani menjelaskan kepada saya, tiap tiga bulan atau setahun sekali nasabah bisa menarik uangnya. Jumlahnya bervariasi, mulai dari yang terendah Rp 400 hingga ratusan ribu per tiga bulan atau dalam kurun waktu setahun.

Inovasi Bank Sampah

Saya menyempatkan berbincang dengan ketua Bank Sampah Kasturi, Sri Asmoroning. Dia bercerita tentang perjalanan dan pengalaman mengelola Bank Sampah Kasturi yang dirintis sejak tahun 2014 silam. Kala itu, Sri mengemukakan baru ada 10 ibu rumah tangga yang memulainya.

Usaha mereka ternyata tak sia-sia. Setelah dua tahun berjalan, DLH Sleman memberikan bantuan berbentuk rumah untuk memilah sampah. Pun sejak itu, pengelolaan yang dilakukan di Bank Sampah Kesturi, tidak hanya sekedar mengumpulkan sampah plastik saja. Mereka membagi tugas, seperti mendaur ulang dan menjadikannya barang-barang kerajinan untuk beberapa nasabah yang ingin bergabung.

Baca Juga: Indonesia Kirim Balik 9 Kontainer Sampah Plastik ke Australia

"Ada divisi kompos juga bekerja sama dengan kelompok tani sekitar sini, namanya Makmur Jaya. Untuk yang divisi kompos memang kita masih belum maksimal. Tapi yang divisi daur ulang dan bank sampahnya cukup berjalan baik sejauh ini," kata Sri menjelaskan.

Hingga saat ini, Sri mencatat total nasabah bank sampah yang sudah bergabung sebanyak 170 orang. Sementara yang aktif setor setiap minggunya sekitar 50 hingga 60 orang.

Aktifnya kegiatan Bank Sampah Kesturi dalam mendaur ulang, penyuluhan tata kelola sampah, hingga menjadikan barang terbuang menjadi kerajinan tangan berbuah beberapa penghargaan.

Jajaran penghargaan tersebut disampaikannya kepada saya, mulai dari Juara 1 Kategori Bank Sampah Tingkat Lanjut Provinsi Yogyakarta Tahun 2017, DIY Green & Clean dari Persada (CSR Unilever) Tahun 2016, dan sampai saat ini menjadi salah satu titik pantau Adipura Sleman.

Mendapat apresiasi berupa penghargaan tak kemudian membuat mereka kendur dalam beraktivitas dan mengampanyekan tujuan awalnya. Bahkan, Bank Sampah Kasturi pun mulai berubah dan memosisikan diri mengedukasi masyarakat mengenai tata kelola sampah.

Baca Juga: Solusi Terpecahkan, Begini Cara Menangani Sampah Styrofoam

Tercatat ada beberapa sekolah yang telah disambangi untuk diberikan penyuluhan mengenai tata kelola sampah, seperti SMPN 5 Depok, SMP Muhammadiyah Depok, SDN Minomartani 1, SDN Percobaan 2 dan beberapa sekolah lainnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI