Simalakama Bank Sampah; Antara Finansial dan Prihatin Lingkungan

Chandra Iswinarno Suara.Com
Jum'at, 20 September 2019 | 13:12 WIB
Simalakama Bank Sampah; Antara Finansial dan Prihatin Lingkungan
[Suara.com/Ema Rohimah]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Suara.com - Pola pikir masyarakat selama ini mengenai bank sampah ternyata kurang tepat. Kampanye yang menyatakan bank sampah lebih ke arah finansial justru membuat pola membuang sampah semakin bertambah sehingga edukasi reduce juga kurang tersampaikan dengan baik.

SEORANG IBU NAMPAK berhati-hati menapaki satu per satu anak tangga sebuah panggung dalam gelaran Pameran Potensi Daerah (PPD) Sleman 2019. Deretan sampah dan beberapa hasil kerajinan serupa bunga serta dompet yang cukup menarik dibawanya ke atas panggung.

Meski cukup kerepotan membawa aneka macam hasil kerajinan kreasinya saat mencapai panggung, senyum tetap terlihat mengembang di wajahnya dari kejauhan.

"Wah bagus sekali ibu karyanya, ini dari apa saja?" tanya pramuacara di panggung.

Baca Juga: Indonesia Kirim Balik 9 Kontainer Sampah Plastik ke Australia

"Ini semua dari sampah, mbak. Ya, sampah yang biasa kita buang di sekitar kita," balas ibu itu dengan senyuman.

Meski percakapan kedua orang di atas panggung kali itu terlihat gayeng, namun cukup bertolak belakang dengan kondisi sekeliling panggung yang kala itu kompetisi E-sport Mobile Legends. Meski absurd, tetapi tak mengurangi semangat ibu tersebut terhadap lingkungan hidup di tengah anak muda yang asyik bermain game.

Meski begitu, tak sedikit juga dari anak muda yang hadir mengernyitkan dahi atau terkagum melihat barang-barang yang dibawa ibu berkerudung coklat. Tangannya sesekali menunjukan gestur menunjukan antusiasnya menjelaskan proses kreatifnya bersama kelompok kebanggaan.

Tak ketinggalan buku, brosur, kartu kwartet, bunga plastik, vespa mini dari kaleng dan dompet dari sampah plastik serta beberapa sampel sampah yang berhasil menjadi barang bernilai sesekai ditunjukan.

"Ini sampah kaleng, ini sampah plastik, yang ini bisa didaur ulang, yang ini tidak," katanya sambil memperkenalkan hasil kerajinan yang dibawanya.

Baca Juga: Solusi Terpecahkan, Begini Cara Menangani Sampah Styrofoam

"Itu semuanya bisa dijual bu?" lanjut pramuacara yang masih penasaran dengan barang kerajinan bawaan sang ibu itu.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI