Suara.com - Menteri Koordinator bidang Politik Hukum dan Keamanan (MenkoPolhukam) Wiranto menilai keberadaan dewan pengawas di KPK merupakan suatu keharusan. Wiranto mengatakan hampir semua lembaga di Indonesia sudah memiliki dewan pengawas.
Jabatan presiden kata Wiranto, juga memiliki batasan dalam menjalankan tugasnya. Ia menyebut penambahan dewan pengawas sudah tercantum dalam pasal 37 poin e Undang-Undang KPK.
Wiranto menyebut dalam sistem demokrasi yang dianut Indonesia, tidak ada lembaga yang memiliki kekuasaan tidak terbatas.
"Presiden sekalipun kekuasaannya terbatas, ada yang menbatasi apalagi lembaga dibawah Presiden, sehingga perlu adanya pasal 37. KPK perlu di bawah dewan pengawas," ujar Wiranto saat konferensi pers di Kantor Kemenko Polhukam, Jakarta Pusat, Rabu (18/9/2019).
Baca Juga: Sejumlah Massa HMI Penolak UU KPK Baru Bentrok dengan Polisi
Selain Presiden, Wiranto menyebut polisi juga memiliki pengawas yakni Komisi Kepolisian Nasional (Kompolnas). Kejaksaan, kata Wiranto, yang notabene merupakan sesama penegak hukum juga memiliki pengawas melalui Komisi Kejaksaan.
"Sejalan dengan aparat penegak hukum yang lain, yang kinerjanya juga diawasi oleh komisi-komisi yang dibentuk," jelasnya.
Mantan Ketum Partai Hanura itu kemudian menilai adanya Dewan Pengawas di KPK tidak akan menjadi pelemahan lembaga antirasuah. Ia menganggap posisi KPK lebih terlegitimasi dan terhindar dari penyalahgunaan kekuasaan atau abuse of power.
"Sebenarnya justru legitimasinya bisa lebih dijamin. Dengan pengawas itu tuduhan kesewenang-wenangan itu tidak ada. Tidak akan terjadi abuse of power," pungkasnya.
Diberitakan sebelumnya, Revisi Undang-Undang Komisi Pemberantasan Korupsi atau Revisi UU KPK sudah disahkan oleh DPR, dalam rapat paripurna, Selasa (17/9/2019).
Baca Juga: Massa Pro dan Kontra Pimpinan KPK Baru Demo, Jalan Depan KPK Ditutup
Sebanyak 7 fraksi menerima revisi UU KPK. Sementara 2 fraksi belum terima penuh, yaitu Gerindra dan PKS. Sementara Fraksi Demokrat belum memberikan pendapat karena menunggu rapat fraksi.