Suara.com - Segerombolan orang yang mengaku sebagai pendukung pimpinan baru Komisi Pemberantasan Korupsi, tiba-tiba mendatangi Gedung Merah Putih KPK, Jalan Kuningan Persada, Jakarta Selatan, Selasa (17/9/2019) malam.
Mereka datang mengenakan popok dan bercat putih sebadan meminta Wadah Pegawai KPK yang menggelar aksi “Pemakaman KPK” dibubarkan, karena sudah melewati aturan waktu penyampaian pendapat di muka umum.
"Kami meminta polisi untuk fair, kalau kami harus bubar ya mereka juga harus bubar, sudah jam 6 lewat ini, tidak sesuai aturan," kata salah satu orang massa aksi di depan Gedung KPK.
Sementara di halaman depan lobi KPK, puluhan pegawai yang tergabung dalam Wadah Pegawai bersama para aktivis antikorupsi berkumpul di lobi depan. Mereka menggelar malam renungan bertajuk Pemakaman KPK.
Baca Juga: Cuma 80 Anggota DPR yang Bersidang, Keabsahan UU KPK Baru Dipertanyakan
Pantauan Suara.com, acara digelar mulai pukul 18.30 WIB dengan aksi walk-out para pegawai sembari membawa bendera kuning tanda duka cita, mereka kemudian berkumpul di depan lobi KPK.
Lantunan lagu Darah Juang, Yang Patah Tumbuh yang Hilang Berganti ciptaan Banda Neira, dan Lagu Nasional Indonesia Raya mengiringi langkah mereka keluar dari gedung KPK.
Ketua WP KPK Yudi Purnomo mengatakan, aksi ini dilakukan sebagai bentuk solidaritas di tengah gempuran pelemahan lembaga antirasuah tersebut.
"Kedekatan emosional, karena mencintai KPK inilah yang membuat suasana sendu ketika KPK dikebiri. Hanya koruptor yang akan tertawa melihat KPK menjadi lemah seperti ini. Mereka seolah-olah menemukan kebebasan setelah 16 tahun dalam ketakutan akibat bayang-bayang OTT KPK," kata Yudi Purnomo melalui pesan singkat.
Untuk diketahui, berbagai kalangan mulai dari WP KPK hingga akademisi banyak yang menilai KPK sedang dilemahkan melalui revisi perundang-undangannya.
Baca Juga: Klaim Nihil Dualisme, Menkumham: Dewan Pengawas Setara Pimpinan KPK
Selain itu, proses pemilihan pimpinan KPK 2019-2023 yang kekinian sudah disahkan DPR RI dengan menunjuk Irjen Firli Bahuri sebagai Ketua KPK dinilai tidak transparan dan kontroversial.