Pemimpin Hong Kong Pastikan Gelar Dialog untuk Redakan Ketegangan

Bangun Santoso Suara.Com
Selasa, 17 September 2019 | 13:30 WIB
Pemimpin Hong Kong Pastikan Gelar Dialog untuk Redakan Ketegangan
Pemimpin Eksekutif Hong Kong, Carrie Lam saat menggelar konferensi pers terkait aksi demonstrasi dan rencana mogok massal. (Anthony WALLACE / AFP)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Pemimpin Hong Kong pada Selasa (17/9), mengatakan ia akan secara langsung terlibat bersama tim pemerintah dalam satu dialog dengan masyarakat pekan depan, sementara menyerukan diakhirinya kerusuhan yang merongrong kota itu selama tiga bulan.

Carrie Lam mengatakan babak pertama dialog akan diselenggarakan pekan depan, demikian laporan Reuters yang dilansir Antara, Selasa.

Ia menambahkan babak itu akan dimulai sesegera mungkin, dan semua anggota masyarakat bisa datang.

Gerakan protes yang menentang rancangan undang-undang yang mestinya mengizinkan orang yang dinyatakan bersalah di China dikirim ke sana untuk diadili telah berkembang menjadi gerakan lebih besar anti-pemerintah yang mendorong bagi kebebasan demokrasi yang lebih luas di kota yang dikuasai China itu.

Baca Juga: Pemerintah RI Kabulkan Permohonan Ekstradisi Hong Kong

Setelah berbulan-bulan menghadapi tekanan, Lam akhirnya menyerah pada satu tuntutan pemrotes dengan mengumumkan pencabutan total RUU Ekstradisi pada 4 September, dengan dukungan Beijing.

"Masalahnya jauh dari cuma RUU tersebut," kata Lam kepada wartawan, termasuk perumahan dan kekurangan lahan di salah satu kota dengan penduduk paling padat di dunia, 7,4 juta warga.

Tapi sebagian orang mengatakan itu terlalu sedikit, sangat terlambat, dan protes tersebut terus berlanjut dengan bentrokan sengit pada akhir pekan, yang disulut sebagian oleh kemarahan luas masyarakat terhadap dugaan kebrutalan polisi dan penyalahgunaan kekuasaan.

Lebih dari 1.400 orang telah ditangkap oleh polisi sejauh ini.

Baca Juga: Demo di Stadion, Hong Kong Soraki Lagu Kebangsaan China

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI