Suara.com - Budayawan Sujiwo Tedjo turut mengomentari ilustrasi pinokio yang ramai dibicarakan masyarakat. Ia mengaku "di-pinokio-kan" oleh sejumlah orang.
Hal itu disampaikan Sujiwo Tejo melalui jejaring Twitter miliknya @sudjiwo_tedjo.
Pria yang kerap disapa Presiden Jancukers itu membagikan sejumlah foto karikatur dirinya yang digambar dengan hidung panjang mirip pinokio, yang lantas ia sebut "di-pinokio-kan".
Ia mengatakan kerap dijadikan objek gambar yang serupa dengan tokoh kartun pinokio.
Baca Juga: Top 5 Tekno: Aplikasi Media Diserbu Netizen Gara-gara Hidung Pinokio Jokowi
Kendati demikian, tidak ada orang yang mempermasalahkan atau menganggapnya sebagai suatu penghinaan.
"Presiden #Jancukers malah lebih sering di-Pinokio-kan lho. Ini baru beberapa contoh karya Netizen. Tapi tak ada satu pun Front Pembela Sujiwo Tejo yang menganggapnya pelecehan," tulis @sudjiwotedjo, Senin (17/9/2019).
Seperti diberitakan sebelumnya, sampul majalah Tempo edisi 16-22 September menuai kontroversi. Banyak pihak menilai sampul majalah yang menampilkan karikatur Presiden Jokowi dengan bayangan pinokio, berhidung panjang adalah penghinaan simbol negara.
Relawan yang tergabung dalam Jokowi Mania (Joman) sampai mendatangi kantor Dewan Pers, Jalan Kebon Sirih, Jakarta Pusat untuk melakukan protes.
Sementara itu, dalam keterangan tertulis pihak majalah Tempo telah memberikan klarifikasi. Mereka menepis tuduhan ilustrasi yang dianggap sebagai penghinaan Presiden Jokowi.
Baca Juga: Jokowi Disamakan Pinokio, Aplikasi Media Nasional Ini Panen Bintang 1
Redaktur Eksekutif majalah Tempo, Setri Yasra mengatakan, gambar itu merupakan metafora dari pemberitaan yang disajikan dalam majalah tersebut.
"Yakni tudingan sejumlah pegiat antikorupsi bahwa presiden ingkar janji dalam penguatan KPK. Tempo telah memuat penjelasan dalam presiden dalam bentuk wawancara," ujar Setri Yasra, Senin (16/9/2019).
Pihaknya juga meyakini Jokowi tidak akan mempermasalahkan majalah tersebut, termasuk ilustrasinya. Menurutnya Jokowi turut mehamami kritik adalah hal yang biasa.