Tak Cuma Manusia, Orangutan di Kalteng Ikut Terserang ISPA Akibat Karhutla

Bangun Santoso Suara.Com
Selasa, 17 September 2019 | 07:55 WIB
Tak Cuma Manusia, Orangutan di Kalteng Ikut Terserang ISPA Akibat Karhutla
Orangutan di Tanjungputing, Kalimantan (Instagram/varadaborneotour)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Belasan orang utan yang sedang direhabilitasi di kawasan Yayasan Penyelamatan Orangutan Borneo (BOS) di Nyaru Menteng, Kalimantan Tengah, sudah terinfeksi saluran pernapasan akut atau ISPA akibat kabut asap beberapa pekan terakhir ini.

Orangutan terinfeksi ISPA itu mulai dari dewasa hingga balita yang berada di kandang maupun sedang mengikuti sekolah hutan, kata salah seorang dokter Yayasan BOS drh Viet di Palangka Raya, Selasa (17/9/2019).

“Lokasi sekolah hutan memang tidak terlalu jauh dari hutan yang terbakar. Kemungkinan itu salah satu yang menyebabkan belasan orangutan mengalami ISPA,” tambahnya.

Mengenai orangutan hasil rehabilitasi yang sudah dilepas di sejumlah hutan, Yayasan BOS belum ada menemukan ataupun mendapat informasi terpapar kabut asap. Meski begitu, pihak Yayasan BOS terus berupaya memantau hutan-hutan yang menjadi tempat pelepasliaran orangutan.

Baca Juga: Jokowi soal Karhutla: Kita Lalai Sehingga Asapnya jadi Membesar

Viet mengatakan dirinya sekarang ini lebih fokus memantau dan merawat orangutan yang berada di pusat rehabilitasi. Apabila ada yang terinfeksi, maka langsung dilakukan penanganan dengan memberikan beberapa ramuan herbal dan suplemen vitamin serta lainnya.

“Kami memang ada membuat sendiri ramuan herbal dari bawang yang diberikan kepada orangutan terserang ISPA. Kan ada juga orangutan yang sempat terserang ISPA, berhasil disembuhkan. Tapi, karena ada kabut asap ini, ya kambuh lagi,” kata Viet.

Berdasarkan data Indeks Standar Pencemaran Udara (ISPU) milik Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (Kemen LHK), kondisi udara di Provinsi Kalteng, khususnya Kota Palangka Raya telah berada di level berbahaya bagi mahluk hidup, baik manusia, orangutan maupun hewan lainnya.

Kabut asap pekat akibat kebakaran hutan dan lahan (karhutla) itu juga membuat pemerintah daerah meliburkan aktivitas belajar mengajar dari tingkat TK hingga perguruan tinggi. Penerbangan dari dan ke Bandara Tjilik Riwut Kota Palangka Raya pun banyak yang dibatalkan. (Antara)

Baca Juga: Ratas soal Karhutla Riau, Kepala Daerah hingga Kapolda Disemprot Jokowi

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI