Suara.com - Dua pria Rohingya tewas ditembak polisi di kota perbatasan Bangladesh bagian selatan, Jumat (13/9/2019).
Keduanya dituduh membunuh Omar Faruk, seorang politikus Partai Liga Awami yang tewas setelah kepalanya ditembak pada 22 Agustus.
Dikutip dari AFP, hampir sebanyak satu juta warga Rohingya tinggal di kamp-kamp kumuh di Bangladesh tenggara. Namun, pada 2017 sekitar 740 ribu di antaranya telah melarikan diri, untuk menghindari serangan militer terhadap minoritas Muslim di Myanmar.
Masud Hossain, kepala kepolisian di distrik perbatasan Cox's Bazar, mengatakan kepada AFP bahwa dua pria itu terluka parah dalam baku tembak dengan polisi di dekat kota Teknaf, kemudian dinyatakan meninggal di rumah sakit.
Baca Juga: Akses Komunikasi Jutaan Pengungsi Rohingya Diblokir Pemerintah Bangladesh
"Mereka adalah penjahat Rohingya. Mereka terlibat dalam perampokan, penculikan, dan penyelundupan narkoba," katanya.
Ia juga menyebutkan bahwa keduanya terlibat kasus pembunuhan Faruk.
Dengan kematian dua pria itu, dilaporkan AFP, sebanyak enam pria Rohingya yang diduga terlibat dalam pembunuhan Faruk telah ditembak mati polisi.
Sejak Agustus 2017 hingga saat ini, setidaknya ada 36 pengungsi yang telah dibunuh oleh pasukan keamanan Bangladesh.
Kelompok-kelompok pembela hak asasi manusia pun menuduh polisi Bangladesh melakukan pembunuhan di luar proses hukum terhadap etnis Rohingya, terutama para tersangka penyelundupan obat-obatan terlarang.
Baca Juga: Delegasi DPR Kembali Perjuangkan Krisis Kemanusiaan Rohingya