Hutan Terbakar Parah, Orangutan Sumatera Terancam Punah

Senin, 16 September 2019 | 14:12 WIB
Hutan Terbakar Parah, Orangutan Sumatera Terancam Punah
Ilustrasi kebakaran hutan. (Antara)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Kebakaran hutan di Sumatera dan Kalimantan terjadi bertubi-tubi selama beberapa pekan terakhir.

Melansir dari laman World of Buzz, para petani di Indonesia membakar hutan demi membuka lahan untuk pertanian.

Kebakaran hutan dan lahan (karhutla) ini, menimbulkan berbagai dampak, tak terkecuali bagi para spesies yang mendiaminya.

Salah satu yang menjadi sorotan adalah kelangsungan hidup orangutan Sumatera.

Populasi orangutan Sumatera kini sedang terancam punah, karena tempat tinggal mereka sedikit demi sekit dilahap si jago merah.

Tanpa adanya hutan, tentu predator menjadi ancaman.

Populasi orangutan Sumatera saat ini diduga hanya tersisa 7.500.

Penurunan populasi spesies ini karena deforestasi, atau penggundulan hutan yanag disebabkan oleh kebakaran hutan, baik yang disengaja ataupun tidak.

Saat ini, orangutan Sumatera dianggap sebagai 'penjaga' hutan dengan peranan yang penting.

Orangutan dapat membantu menyebarkan benih ke seluruh hutan yang mereka huni, dimana hal ini dapat membantu pertumbuhan tanaman dan pohon baru.

Dampak lain dari Kebakaran hutan dan lahan (karhutla), yang dirasakan masyarakat Indonesia dan juga negara tetangga, yaitu kualitas udara yang buruk.

Negara-negara tetangga pun kerap mengeluhkan kabut dari kebakaran hutan ini.

Malaysia menjadi salah satu negara yang terkena dampaknya.

Bahkan salah satu kotanya, yaitu Kuching, telah diumumkan menjadi kota paling tercemar di dunia.

Data Pusat Krisis Kesehatan Kemenkes menyebut, sudah ada lebih dari 100.000 orang yang mengalami infeksi saluran pernapasan akut (ISPA) akibat kabut asap.

Di Riau, penderita ISPA pada 1-15 September 2019 mencapai 15.346 orang. Sementara di Jambi selama bulan Juli-Agustus ada terinfeksi ISPA 15.047 orang.

Di Sumatera Selatan dari Maret-September sejumlah 76.236 orang, dengan penderita terbanyak berasal dari kota Palembang.

Untuk Kalimantan Barat, data terakhir yang tersedia pada bulan Juli menyebut 15.468 orang terinfeksi ISPA. Sementara di Kalimantan Tengah dari Mei–September sejumlah 11.758 orang, dengan terbanyak ada di Palangka Raya.

Untuk Kalimantan Selatan, per Juni-Agustus sebanyak 10.364 orang terinfeksi ISPA, dengan angka tertinggi di Banjarbaru.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI