Suara.com - Wahana Lingkungan Hidup Papua menegaskan, 61 tokoh yang mengatasnamakan daerah itu saat bertemua Presiden Jokowi, benar-benar tak memahami masalah masyarakat Bumi Cenderawasih.
Direktur Walhi Papua Aiesh Rumbekwan mengatakan, 61 orang yang mengatasnamakan tokoh Papua itu tidak benar-benar mengusulkan strategi penyelesaian akar masalah kepada Jokowi.
Sebaliknya, kata Aiesh,puluhan orang tersebut hanya mengusulkan ide-ide yang berkaitan dengan kepentingan pribadi maupun golongan.
Walhi Papua sendiri, kata dia, selalui mengampanyekan kondisi masyarakat adat dan sumber daya alam Papua yang terus terancam.
Baca Juga: Lukas Enembe: 61 Tokoh Papua yang Bertemu Jokowi Tak Miliki Kapasitas
Kekinian, Aiesh mengungkapkan banyak masyarakat adat yang tergusur dari ruang hidupnya. Namun, persoalan tersebut justru tidak diungkapkan oleh 61 orang yang mengatasnamakan dirinya sebagai 'tokoh Papua' saat bertemu Jokowi di Istana Negara.
"Hal inilah yang sesungguhnya (harus) menjadi catatan para tokoh ikut menyelesaikan," kata Aiesh kepada wartawan, Minggu (15/9/2019).
Aiesh mengatakan, Papua, seperti diketahui banyak orang, merupakan tanah yang begitu dilimpahi kekayaan alam.
Namun, kenyataannya tidak dapat dipungkiri, Papua tercatat sebagai daerah dengan angka kemiskinan tertinggi di Indonesia.
Berdasarkan hasil riset Walhi Papua bersama sejumlah lembaga, masyarakat adat sekitar hutan tidak memiliki akses kelola. Sebab, hutan telah tergantikan dengan perkebunan sawit skala besar, yang tidak berkontribusi pada kebutuhan pangan.
Baca Juga: Haris Azhar Sebut Ada Rangkaian Intimidasi Terhadap Aktivis HAM Papua
"Orang-orang yang menyebut diri tokoh Papua seharusnya hadir untuk menyelesaikan berbagai persoalan HAM dan masalah sumber daya itu. Sebab, persoalan itu tidak pernah terselesaikan secara baik dan bijaksana oleh pemerintah," tuturnya.