Ancaman Kabut Asap, Tengku Zul: Kalau Tak Mampu, Mundur

Jum'at, 13 September 2019 | 17:10 WIB
Ancaman Kabut Asap, Tengku Zul: Kalau Tak Mampu, Mundur
Udara Kota Pekanbaru, Riau, Kamis (12/9/2019) pagi mulai menguning akibat kabut asap kebakaran hutan dan lahan yang semakin pekat. [Riauonline]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Wakil Sekjen Majelis Ulama Indonesia (MUI) Tengku Zulkarnain melayangkan sindiran pedas kepada pemerintah terkait ancaman kabut asap di Riau dan Kalimantan.

Ia menyoroti respons pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang menurutnya lamban hingga membuat rakyat di Kalimantan menderita.

Melalui jejaring Twitter pribadinya @ustadtengkuzul, Tengku Zul mempertanyakan sikap Presiden Jokowi dan jajarannya yang berbanding terbalik dengan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). Kala itu disebutkan, SBY turun langsung ke lapangan melakukan pemadaman.

"Ini keadaan kabut asap di Kalimantan Tengah, Sampit..Dulu pak SBY langsung memimpin upaya pemadaman dengan ikut datang ke lokasi kebakaran lahan dan hutan. Yang parah saat itu Riau. Sekarang Presiden ke mana? Menteri ke mana? Kapolri ke mana...? Tidak mampu kerja Munduuuur...!" tulis Tengku Zul, Kamis (12/9/2019).

Baca Juga: Kabut Asap Semakin Pekat, Siswa di Jambi Diimbau Gunakan Masker

Selanjutnya, Tengku Zul membeberkan bukti indeks pencemaran udara di Pekanbaru yang masuk dalam kategori berbahaya. Melihat kondisi tersebut, ia pun kembali menyinggung respons Presiden Jokowi.

"Papan Indeks Pencemar Udara di Pekanbaru menunjukkan 'Berbahaya'. Tinggalkan Riau...! Pak @jokowi mau belum nampak geliatnya. Nelayan malam-malam dibelusuki, diberitakan, kambing beranak, kodok mati diberitakan. Ini ancaman nyawa bagi rakyat di Riau dan Kalimantan. Mana Geliatnya?" kata Tengku Zul, Jumat (13/9/2019).

Puncaknya pria yang populer dengan panggilan Ayah Naen itu menyarankan pemerintah untuk mundur jika tak sanggup mengatasi polemik kabut asap yang hingga kini belum terselesaikan.

"Riau dan Kalimantan adalah Bagian NKRI. Jangan Sampai Jeritan Rakyat Riau dan Kalimantan tidak terdengar karena "Tebalnya Tembok Istana". Jika pemerintah pusat tak punya uang untuk menanggulangi kebakaran akui secara jantan, agar rakyat kumpulkan uang sendiri. Kalau tidak mampu, mundur!," imbuhnya.

Baca Juga: Akibat Kabut Asap, Jarak Pandang di Kota Padang Maksimal Empat Kilometer

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI