Pada November 2019 ini, dia menyebut sudah bisa memproduksi sekitar 30 unit bus listrik yang siap mengaspal. Spesifikasi bus MAB memiliki panjang 12 meter, dengan sistem motor penggerak baterai dengan kapasitas baterai 250 KVA, mampu menempuh perjalanan 250 hingga 300 KM dalam sekali pengisian baterai.
"Sekali charging 2,5 jam, menempuh 250 sampai 300 KM, di tengah perjalanan jika di-charging 1 jam bisa menambah jarak tempuh 125 kilometeran. Jadi cukup cepat pengisiannya," jelasnya.
Untuk saat ini dia sudah memiliki tiga bus listrik sebagai prototipe yang sudah mendapat izin dari Kemenhub, Kemendag, dan Kemenperin. Tiga bus tersebut sudah dijajal berulang kali dan tidak menemukan kendala sama sekali.
Dia juga menjamin bahwa bus listrik MAB berbeda dengan produk sejenisnya yang lebih dulu ada, dimana semua sudah pada tenggelam dan tak ada kabar sampai saat ini perkembangannya.
Baca Juga: Alasan Masih Sedikit, Polisi Bebaskan Mobil Listrik dari Ganjil Genap
"Kami mengawali sebagai brand baru yang kami miliki, tapi kami membangun indsutri ini tidak comot sana comot sini, tidak, tapi memang saya mengikuti selayaknya industri ini berjalan," ujarnya.
Dia juga patut berbangga lantaran semua hasil karya mulai dari perakitan, assembling, desain, sampai tenaga kerja merupakan asli ketrampilan putra-putri bangsa.
Dimana sebelum memulai proses produksi sudah ada transfer ilmu dan teknologi dari perusahan asal Cina yang menjalin kerjasama. Semua karyawan dia bawa ke Cina untuk belajar menerapkan teknologi bus listrik.
"Dan jangan salah, saya mengirimkan tim dari MAB ke Cina kurang lebih 21 kali, tim saya kirim ke sana untuk untuk belajar untuk TOT (Transfer Of Technology). Dan tim dari Cina juga ke sini mengajari kita kurang lebih 16 kali. Alhamdulilah mereka terbuka memeberikan dalam transfer teknologi dan knowledge, sehingga kemandirian sudah diberikan pada anak-anak," kata Moeldoko.
Kontributor : Adam Iyasa
Baca Juga: Era Mobil Listrik, 5 Peluang Bisnis Ini Diprediksi Bakal Bermunculan