Suara.com - Udara Kota Pekanbaru, Riau, Kamis (12/9/2019) pagi mulai menguning akibat kabut asap kebakaran hutan dan lahan yang semakin pekat.
Sudah lebih dari sebulan lamanya udara kota Pekanbaru diselimuti asap, namun Kamis hari ini tercatat yang paling parah.
Yusra, seorang warga Pekanbaru semakin khawatir dengan kondisi ini. Dia menilai kualitas udara bukannya semakin membaik, namun justru terus memburuk.
"Lihat saja, udara menguning. Asap pekat yang bahkan aromanya masuk ke dalam rumah," katanya seperti diberitakan Riauonline.co.id—jaringan Suara.com.
Baca Juga: Kabut Asap Tebal di Provinsi Kalteng, Pemotor Tabrak Pohon
Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika BMKG Stasiun Pekanbaru menyatakan, sebanyak 1.316 titik panas yang mengindikasikan Karhutla menyebar di Pulau Sumatera.
Jambi, Provinsi terdekat di Riau tercatat sebanyak 420 titik panas. Sumatera Selatan 437 titik panas, Riau 279 titik, Lampung 77 titik, Aceh 4, Bengkulu 9, Sumbar 16, Sumut 20, Babel 50, Kepri 4, dan Bangka Belitung 50 titik panas.
BMKG menyatakan, 279 titik panas di Riau menyebar di sembilan kabupaten dan kota. Titik panas paling mendominasi, adalah di Inhil dan Pelalawan. Di Inhil saja, titik panas mencapai jumlah 141 titik, sedangkan di Pelalawan berjumlah 50.
Selain itu, enam titik panas juga menyebar di hotspot terdapa di Bengkalis, tujuh di Kabupaten Kampar, 14 titik di Kuansing, 31 lainnya di Rohil, tiga hotspot di Rohul, satu di Kabupaten Siak dan 26 titik panas di Inhu.
Dari total 279 titik panas itu, 177 titik diantaranya berlevel confidence di atas 70 persen (Merupakan titik api) yang muncul imbas dari Kebakaran Lahan dan Hutan (Karhutla).
Baca Juga: Kalbar Nyatakan Udara Sangat Tak Sehat karena Kabut Asap, Sekolah Libur!
Titik api paling dominan terdapat di Inhil berjumlah 99 titik dan Pelalawan 33 titik api. Sisanya di Bengkalis satu titik, Kampar ada tiga titik api, Kuansing 10, Rohil 17, Rohul ada dua dan Inhu 12 titik api.