Suara.com - Almarhum Presiden ke-3 RI Bacharuddin Jusuf Habibie alias BJ Habibie sempat mengaku tidak gentar dengan kematian. Almarhumah sang istri, Hasri Ainun Besari alias Ainun, alasannya.
Pengakuan tersebut disampaikan BJ Habibie dalam acara talkshow Mata Najwa Spesial bertajuk 'Cinta Habibie' yang ditayangkan di Metro TV pada 27 Juni 2016 silam.
Dulu ketika muda dan beranjak dewasa lalu sakit, kata Habibie, dia mengaku takut mati. Sebab, dia khawatir, ketika tiada siapa yang menjaga Ainun.
"Dulu ketika muda, beranjak dewasa dan mulai sakit, saya takut mati. Karena kalau saya mati, siapa yang nanti menjaga Ainun? Karena itu saya takut sekali kalau saya mau mati," ujar Habibie seperti dikutip Suara.com, Kamis (12/9/2019).
Baca Juga: Pelayat Habibie Terus Berdatangan, Alunan Doa Menggema Tak Henti
Kalau sekarang (ketika acara tersebut ditayangkan), Habibie mengaku tidak takut mati. Sebab, ketika meninggal, yang menyambut Habibie pertama kali, salah satunya adalah Ainun.
"Kalau sekarang tidak (takut mati), karena Ainun di dimensi yang lain, saya tahu dia di kavling nomor 121, di TMP Kalibata. Tempat saya nanti di kavling 120. Saya buat persyaratan. Saya tidak mau istri saya dimakamkan di sana, kalau saya tidak di sebelahnya. Itu persyaratan mutlak," ujar Habibie.
Habibie mengatakan, "Sekarang tidak takut mati. Kalau sakit, saya nggak takut. Andaikata saya dipanggil Allah dan masuk dimensi lain, yang akan menemui saya pertama kali bukan ibu dan keluarga saja, tapi juga Ainun."
Prof Dr Ing H Bacharuddin Jusuf Habibie FREng lahir di Parepare, Sulawesi Selatan, 25 Juni 1936. Ia meninggal di Jakarta, 11 September 2019, pada umur 83 tahun.
Dia adalah Presiden Republik ketiga Indonesia. Sebelumnya, BJ Habibie menjabat sebagai Wakil Presiden Republik Indonesia ke-7, menggantikan Try Sutrisno.
Baca Juga: Kapolda Metro: Habibie Presiden Pertama Melaksanakan Demokrasi
BJ Habibie menggantikan Soeharto yang mengundurkan diri dari jabatan presiden pada tanggal 21 Mei 1998.
BJ Habibie kemudian digantikan oleh Abdurrahman Wahid alias Gus Dur yang terpilih sebagai presiden pada 20 Oktober 1999 oleh MPR hasil Pemilu 1999.
Dengan menjabat selama 2 bulan dan 7 hari (sebagai wakil presiden) dan juga selama 1 tahun dan 5 bulan (sebagai presiden), BJ Habibie merupakan Wakil Presiden dan juga Presiden Indonesia dengan masa jabatan terpendek.