Suara.com - Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Rudiantara mengakui bahwa konsep "lompat kodok" atau leapfrog yang dimiliki pemerintah saat ini terinspirasi dari pemikiran almarhum Presiden Ke-3 Republik Indonesia BJ Habibie.
"Pemikiran beliau itu leapfrog yang visinya jauh ke depan. Jadi tidak mengambil teknologi yang berurut setelah ini apa, setelah ini apa," ujar Rudiantara kepada Antara saat melayat jenazah Habibie di rumah duka di kawasan Patra Kuningan, Jakarta, Rabu (11/9/2019) malam.
Secara umum, leapfrog atau lompat kodok adalah bagaimana "melompat" untuk langsung menguasai teknologi paling canggih.
Pemerintah, lanjut Rudiantara, menerapkan konsep leapfrog itu salah satunya untuk mewujudkan pengadaan satelit komunikasi berteknologi high throughput satellite (HTS).
Baca Juga: Akrab Disapa Om Rudi, Curhatan Sandiaga Kehilangan Sosok Habibie
"Pemeritah melakukan leapfrog untuk satelit tersebut yang sebelumnya belum pernah dioperasikan di Indonesia bahkan oleh swasta. Pemerintah mengambil pola pikir leapfrog seperti itu dari Pak Habibie. Harus berani menguasai teknologi," tutur dia.
Karena pemikiran ilmu pengetahuannya yang melebihi zaman, Rudiantara tak ragu menyebut Habibie sebagai bapak teknologi kelas dunia. Bahkan, dengan ilmunya yang tinggi, Habibie juga selalu mendekatkan diri kepada Tuhan Yang Maha Esa.
"Pak Habibie tidak pernah jauh dari iman dan takwa. Mudah-mudahan bangsa ini bisa meneladani apa yang almarhum lakukan selama ini," tutur Rudiantara.
Diketahui, BJ Habibie meninggal dunia setelah beberapa hari sempat dirawat di RSPAD Gatot Subroto, Jakarta, Rabu sekitar pukul 18.05 WIB. Habibie menghembuskan napas terakhir di usai 83 tahun.
Jasadnya disemayamkan di rumah duka di Patra Kuningan, Jakarta Selatan. Wakil Presiden ketujuh Republik Indonesia tersebut akan dikebumikan di samping pusara istrinya, Hasri Ainun Besari, di Taman Makam Pahlawan Kalibata Jakarta Selatan pada Kamis (12/9) siang.
Baca Juga: Menhub Budi Karya: Legacy Habibie Patut Dicontoh Kaum Milenial