Suara.com - Ribuan orang Papua Nugini berbaris melalui Port Moresby untuk mengecam sikap rasis terhadap warga Papua di sejumlah daerah Indonesia, serta mendukung kebebasan Papua Barat, Selasa (10/9/2019).
Protes ini dipimpin langsung oleh dua gubernur Papua Nugini, yakni Gubernur Provinsi Oro Garry Jufa, dan Gubernur Port Moresby Powes Parkop.
Seperti diberitakan laman daring Radio New Zealand, aksi tersebut diorganisasikan oleh kelompok-kelompok masyarakat sipil setempat.
”Mereka menggelar demonstrasi solidaritas sesama bangsa Melanesia,” tulis Radio New Zealand.
Baca Juga: Desakan OPM Bebaskan Aktivis HAM Papua, Wiranto: Masa Saya Ulangin Lagi
Demonstran berbaris sembari mengutuk kasus-kasus rasis terhadap orang-orang Papua di kota-kota Indonesia yang memicu gelombang mobilisasi massa melintasi perbatasan dua negara.
Mereka juga menyerukan agar bangsa Papua Barat diberikan referendum kemerdekaan.
Radio New Zealand memperkirakan, lebih dari dua ribu orang ikut serta dalam rapat umum hari ini di Port Moresby.
Setidaknya, seperti dilaporkan Radio New Zealand, 10 orang tewas dan puluhan ditangkap di tengah represifitas pasukan keamanan Indonesia di dua provinsi Papua.
Perdana Menteri PNG James Marape mengutuk kekerasan itu, dengan mengatakan "Tidak ada manusia yang layak dibunuh, terutama di tanah mereka sendiri," dalam konferensi pers yang disiarkan televisi.
Baca Juga: Jokowi Bangun Istana Presiden di Papua Tahun 2020 Besok
Marape telah menegaskan kembali dukungan pemerintah PNG untuk kedaulatan Indonesia di Papua Barat.
Tetapi pemerintahnya mendukung seruan agar kantor Komisioner Hak Asasi Manusia PBB memiliki akses ke wilayah terpencil itu.