Melihat Lebih Dekat Pengolah Sampah Teknologi Jerman Penghasil Bahan Bakar

Ade Indra Kusuma Suara.Com
Minggu, 08 September 2019 | 04:05 WIB
Melihat Lebih Dekat Pengolah Sampah Teknologi Jerman Penghasil Bahan Bakar
Petugas mengecek peralatan di Tempat Pengolahan Sampah Terpadu dengan Refuse Derived Fuel (TPST RDF), masuk Desa Tritih Lor Kecamatan Jeruklegi Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah. (Suara.com/Teguh Lumbiria)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Tidak hanya itu, mesin berteknologi Jerman itu diklaim ramah terhadap pemulung yang selama ini aktif mengais rejeki di sekitaran TPA.

Bahkan menurut Hartono, lewat pengolahan alat tersebut akan memudahkan pemulung dalam mengais rejeki.

Pengolahan Sampah Berteknologi Jerman Penghasil Bahan Bakar [Suara.com/Teguh]
Pengolahan Sampah Berteknologi Jerman Penghasil Bahan Bakar [Suara.com/Teguh]

“Waktu masih di area TPA, mereka (pemulung) kan kerjanya di tempat terbuka dan APD-nya (alat pelindung diri) tidak standar. Sehingga rentah terhadap penyakit maupun kecelakaan kerja.

Nah, dengan adanya RDF, kita buatkan hanggar khusus, dan untuk standar APD nya tetep akan kita buatkan standar industri pada umumnya,” kata dia.

Baca Juga: Anies Sebut Pelindo II Halangi Petugas Bersihkan Sampah di Kampung Bengek

Aktivitas pemulung, lanjut dia nantinya diberi kesempatan mengambil material-material yang masih memiliki nilai ekonomis. Setelah aktivitas pemulung selesai, sampah baru kemudian diproses pengolahan.

Menurut Hartono semua sampah domestik akan bisa diolah oleh alat yang disebut-sebut masih satu-satunya di Indonesia tersebut.

Nilai keuntungan bagi Cilacap, nantinya paling utama tidak ada sampah di TPA. Artinya, semua sampah yang masuk ke TPA Tritih Lor akan dapat diolah semua, karena kapasitas alat memadahi.

Berdasarkan catatan Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Cilacap, sampah yang masuk ke TPA Tritih Lor berkisar 120-130 ton per hari.

“Kapasitas yang sudah dioperasionalkan (uji) 120 ton per hari. Tapi kita ada mesin yang spesifikasinya 50 ton per jam. Jadi ketika bisa dimaksimalkan kemampuan kerja mesin, itu bisa 400 ton per hari. Dan bisa dimaksimalkan lagi hingga berkisar 600 ton per hari,” kata dia.

Baca Juga: Sampah Menggunung di Kampung Bengek, Anies Salahkan Aturan yang Longgar

Lantas, kapan alat tersebut sudah bisa beroperasi total? Hartono mengatakan, pihaknya masih menunggu berita penyerahan RDF yang sampai saat ini statusnya masih milik KLHK.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI