Suara.com - Dua cuitan anggota Tim Gubernur untuk Percepatan Pembangunan (TGUPP) DKI Jakarta Marco Kusumawijaya mencuri perhatian banyak warganet.
Kedua cuitan itu sama-sama sebagai respons untuk video viral preman di Tanah Abang, Jakarta Pusat, tetapi memiliki maksud yang kontras.
Mulanya, pengguna akun @EL_Atheos, Jumat (6/9/2019), menyentil Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan dan Marco Kusumawijaya terkait video pemalakan di Tanah Abang.
Lalu, Marco Kusumawijaya meminta @EL_Atheos untuk menanyakannya pada pendahulu Anies Baswedan, Basuki Tjahaja Purnama (BTP) alias Ahok.
Baca Juga: Jejak Digitalnya Ditertawakan Gibran, Begini Balasan Anggota TGUPP Anies
Ia mengira video tersebut sudah lawas dan diambil saat DKI Jakarta masih dipimpin Ahok BTP.
"Wah ya harus tanya Gubernur Jakarta tahun 2016, asal video ini," jawabnya.
Warganet kemudian mengirimkan tautan berita yang membuktikan bahwa peristiwa di video itu baru saja terjadi di pekan ini, bukan pada 2016.
Marco Kusumawijaya pun secara tak langsung mengakui, perkiraannya tidak tepat, dengan menuliskan, "Pernah lihat yang serupa. Lain kali mengadu ke kanal-kanal ini (pengaduan resmi Pemprov DKI Jakarta -red) aja supaya jelas tercatat dan ada yang bertugas verifikasi."
Lantas, warganet memintanya untuk tak begitu saja melempar kesalahan pada eks gubernur DKI Jakarta sebelum Anies Baswedan.
Baca Juga: Beda Pernyataan Anggota TGUPP Anies pada 2014 dan 2019 Soal PKL
Menanggapi komentar tersebut, Marco Kusumawijaya mengubah pernyataan yang ia tuliskan sebelumnya, menyangkut gubernur.
"Yang salah premannya, bukan gubernurnya, yang mana pun," cuitnya.
Beda pernyataan Marco Kusumawijaya yang terpaut tak sampai 24 jam itu seketika disoroti warganet, salah satunya @Anak_Perantau_.
Ia mengicaukan sindiran terhadap Marco Kusumawijaya sambil me-mention politikus Demokrat Ferdinand Hutahaean, yang hanya memberi tanggapan singkat, "Aku ngguyu sek yo."
Aksi pemalakan di kawasan Blok F Pasar Tanah Abang baru-baru ini membuat resah pengguna jalan dan pedagang.
Setelah menerima laporan, aparat Polsek Metro Tanah Abang menangkap 10 orang yang terlibat.
Kapolsek Metro Tanah Abang AKBP Lukman Cahyono mengatakan, empat orang resmi ditetapkan sebagai tersangka. Mereka adalah Supriyatna (40), Nurhasan (26), Tasiman (22), dan M Iqbal Agus (21).
"Kami sudah amankan sepuluh orang. Terutama mereka yang sering nongkrong dan sering melakukan pemalakan di sekitar pasar Blok F Tanah Abang," kata Lukman di Polsek Metro Tanah Abang, Jumat (6/9/2019).