Pengamat: Jejak Diplomasi Benny Wenda Serupa Pencetus GAM Hasan Tiro

Jum'at, 06 September 2019 | 14:36 WIB
Pengamat: Jejak Diplomasi Benny Wenda Serupa Pencetus GAM Hasan Tiro
Benny Wenda [Diilustrasikan dari foto oleh Suara.com]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Guru Besar Hukum Internasional Universitas Indonesia (UI), Hikmahanto Juwana melihat pola yang dilakukan Benny Wenda saat ini serupa dengan yang pernah diupayakan oleh Tgk Hasan Muhammad Di Tiro untuk memisahkan Aceh dari Indonesia.

Keduanya juga sama-sama melakukan cara diplomasi dari luar Indonesia kemudian mengobok-obok Indonesia agar terkabulkannya pemisahan diri. Tgk Hasan Muhammad Di Tiro ialah deklator dari Gerakan Aceh Merdeka (GAM) yang dideklarasikan pada 4 Desember 1976.

Hikmahanto menyebutkan bahwa dalam perjuangannua Hasan Di Tiro bermukim di Swedia namun kuat dugaan ia mengirimkan senjata untuk pasukan GAM.

"Dulu kan ada Hasan Tiro waktu masih ada GAM, dia berubah jadi warga negara Swedia dan dugaannya waktu itu dia menggalang dana lalu uang itu digunakan untuk membeli senjata dan sebagainya untuk GAM utuk menyerang pemerintah Indonesia," kata Hikmahanto kepada Suara.com, Jumat (6/9/2019).

Baca Juga: Ditanya Langkah Diplomatis Soal Benny Wenda, Begini Jawaban Kemenlu

Hikmahanto kemudian menceritakan saat itu Presiden ke-5 RI Megawati Soekarnoputri langsung mengirim utusan khusus, yakni Menlu Ali Alatas ke Swedia. Utusan dari pemerintah Indonesia itu mempertanyakan sikap Negara Swedia yang seolah abai terhadap apa yang dilakukan Hasan Tiro.

Komunikasi berlanjut, pemerintahan Swedia pun akhirnya mau bertindak, asalkan pemerintah Indonesia memiliki bukti-bukti kuat. Sayangnya, Indonesia tidak memegang bukti-bukti itu.

"Terus akhirnya pemerintah Swedia (mau bertindak) tapi (kata Swedia) saya perlu bukti-bukti, mana buktinya, nah itu yang kita enggak ada," ujarnya.

Pola serupa juga dilakukan Benny saat itu untuk mencapai adanya referendum Papua. Kalau Benny dijelaskan Hikmahanto lebih mengupayakan dengan cara diplomasi.

"Bisa sama kalau menurut saya. Cara-cara dia adalah menggunakan upaya diplomasi mengadu domba masyarakat di dalam di Indonesia, di Papua buat kerusuhan," ujarnya.

Baca Juga: Biang Rusuh Papua, Polri, BIN dan Badan Siber Intai Pergerakan Benny Wenda

"Itu kan kerusuhan awalnya kan kerusuhan karena masalah rasialis masa kemudian ujungnya referendum, yang benar saja," katanya.

Diketahui, nama Benny Wenda kembali mencuat setelah maraknya aksi kerusuhan di Papua dan Papua Barat. Meletupnya kerusuhan di tanah Cenderawasi itu terkait adanya aksi rasial terhadap mahasiswa Papua beberapa lokasi seperti di Surabaya dan Malang, Jawa Timur.

Ketua United Liberation Movement For West Papua (ULMWP) itu bahkan dituding pemerintah Indonesia sebagai dalang di balik dari aksi yang berusuh rusuh di Papua dan Papua Barat. Tudingan itu di antaranya disampaikan Menteri Koordinator Bidang Politik Hukum dan Keamanan Wiranto dan Kapolri Jenderal Tito Karnavian.

Kedua pejabat itu bahkan mengaku bakal menangkap Bennny Wenda bila berani datang ke Indonesia.

"Masuk ke Indonesia saya tangkap atau kita tangkap," kata Wiranto saat jumpma pers di Kantornya, Rabu (4/9/2019).

Diketahui, Benny Wenda kini sudah menjadi warga negara asing setelah diangkat menjadi warga kehormatan Kota Oxford dari pemerintah Inggris.

Namun, Benny Wenda sempat membantah tudingan pemerintah yang menyebut dirinya menjadi provokator terkait aksi kerusuhan yang terjadi di Papua dan Papua Barat.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI