Pieko Nyoto Pemberi Suap Distribusi Gula Ditangkap di Bandara Soetta

Rabu, 04 September 2019 | 23:16 WIB
Pieko Nyoto Pemberi Suap Distribusi Gula Ditangkap di Bandara Soetta
Juru Bicara KPK Febri Diansyah. (Suara.com/Welly Hidayat)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menangkap pemilik PT Fajar Mulia Transindo, Pieko Nyoto Setiadi di Bandara Soekarno-Hatta, Tanggerang, Banten pada Rabu (4/9/2019) siang.

Sebelumnya, KPK telah menetapkan Pieko menjadi tersangka dalam kasus suap distribusi gula PT Perkebunan Nusantara (PTPN) III (Persero). Namun, saat dilakukan operasi tangkap tangan (OTT) pada Selasa (3/9/2019), Pieko belum ditangkap KPK.

"KPK melakukan penangkapan terhadap tersangka PNO (Pieko Nyoto Setiadi) di Bandara sekitar Pukul 14.15 WIB," kata Juru Bicara KPK Febri Diansyah di Gedung KPK, Kuningan, Jakarta Selatan pada Rabu (4/9/2019).

Febri menyebut tim penindakan KPK melakukan penangkapan Pieko dibantu Polres Metro Bandara Soekarno Hatta.

Baca Juga: Kronologi OTT KPK Terkait Suap Distribusi Gula di PTPN III

"KPK mendapat bantuan Polres Metro Bandara Soeta," ujar Febri.

Menurut Febri, setelah melakukan pemeriksaan intensif oleh penyidik selama tujuh jam di Gedung KPK. Pieko kemudian ditahan selama 20 hari ke depan.

"Setelah itu kami bawa ke KPK dan dilakukan pemeriksaan lebih lanjut hingga penahanan selama 20 hari pertama di Rutan Polres Jakarta Pusat," tutup Febri

Sebelumnya, KPK turut menetapkan tersangka Direktur utama PT Perkebunan Nusantara III (Persero) PTPN III Dolly Pulungan dan Direktur Pemasaran PTPN III I Kadek Kertha Laksana.

Dalam suap distribusi gula, Dolly meminta bantuan Kadek untuk menerima suap sebesar 345 ribu Dolar Singapura dari Pieko Nyoto Setiadi (PNS) pemilik PT Fajar Mulia Transindo dan perusahaan lain yang bergerak di bidang distribusi gula.

Baca Juga: Suap Distribusi Gula, KPK Minta Dirut PTPN III Dolly Pulungan Serahkan Diri

"Uang senilai 345 ribu dolar Singapura diduga merupakan fee terkait dengan distribusi gula yang termasuk ruang lingkup pekerjaan PTPN III (Persero)," kata Laode.

Laode menjelaskan, awal tahun 2019 perusahaan Pieko ditunjuk PTPN III untuk melakukan impor gula secara rutin setiap bulan.

Dalam penetapan harga gula tersebut, Pieko dan ASB selaku Ketua Asosiasi Petani Tebu Republik Indonesia (APTRI) melakukan pertemuan bersama Dolly pada 31 Aguatus 2019 di Hotel Shangrila.

Pada pertemuan tersebut Dolly meminta uang kepada Pieko melalui ASB. Pieko pun kemudian memerintahkan orang kepercayaannya bernama Ramlin mengambil uang di money changer dan menyerahkannya kepada Corry Luca, pegawai PT KPBN anak usaha PTPN III di Kantor PTPN, Jakarta, pada Senin (2/9/2019).

"CLU (Corry Luca) mengantarkan uang 345 ribu dolar Singapura kepada ke IKL (I Kadek Kertha Laksana) di Kantor KPBN," papar Syarif.

Sebagai tersangka penerima suap, Dolly dan Kadek disangkakan melanggar Pasal 12 huruf a atau Pasal 12 huruf b atau Pasal 11 Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2001 juncto Pasal 55 Ayat (1) KUHP.

Sementara itu, Pieko dijerat dengan Pasal 5 Ayat (1) huruf a atau Pasal 5 Ayat (1) huruf b atau Pasal 13 Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2001 juncto Pasal 64 ayat (1) KUHP dan Pasal 55 Ayat (1) KUHP.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI