Kepala Komisi Tinggi HAM PBB: Saya Terganggu dengan Kekerasan di Papua

Reza Gunadha Suara.Com
Rabu, 04 September 2019 | 18:33 WIB
Kepala Komisi Tinggi HAM PBB: Saya Terganggu dengan Kekerasan di Papua
Kepala OHCHR Michelle Bachelet. [VOA]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Diskriminasi rasialis dan persekusi terhadap mahasiswa Papua di Surabaya, Jawa Timur, yang memantik protes massal di Tanah Papua, kekinian menjadi fokus perhatian Komisi Tinggi PBB untuk Hak Asasi Manusia (OHCHR).

Kepala OHCHR Michelle Bachelet, dalam pernyataan resmi tertulis, Rabu (4/9/2019), menegaskan dirinya terganggu dengan meningkatnya kekerasan terhadap rakyat Papua serta Papua Barat, dalam dua pekan terakhir.

“Saya terganggu dengan meningkatnya kekerasan dalam dua minggu terakhir di provinsi Papua dan Papua Barat Indonesia, dan terutama kematian beberapa demonstran dan personel pasukan keamanan,” mantan Presiden Chile tersebut.

Ia menuturkan, OHCHR terus mengamati perkembangan situasi di Papua sejak Desember 2018, dan telah menyampaikan hal tersebut kepada pihak berwenang Indonesia.

Baca Juga: JK soal Papua: Itu Akibat Dikatakan Monyet, Harga Diri Mereka Tersinggung

“Seharusnya tidak ada tempat untuk kekerasan semacam itu di Indonesia yang demokratis dan beragam. Saya mendorong pihak berwenang untuk terlibat dalam dialog dengan rakyat Papua dan Papua Barat mengenai aspirasi dan keprihatinan mereka,” kata dia.

Pernyataan resmi Kepala Komisi HAM PBB Michelle Bachelet soal kekerasan di Papua. [PBB]
Pernyataan resmi Kepala Komisi HAM PBB Michelle Bachelet soal kekerasan di Papua. [PBB]

Bachelet mengatakan, menyambut seruan Presien Jokowi dan sejumlah tokoh terhadap sikap diskriminasi rasialis.

“Rasisme dan diskriminasi adalah masalah lama dan serius di Provinsi Papua serta Papua Barat. Saya mencatat beberapa penangkapan telah dilakukan dan beberapa anggota pasukan keamanan telah ditangguhkan sehubungan dengan serangan kekerasan awal terhadap mahasiswa Papua di Surabaya dan Malang,” tuturnya.

“Tetapi saya khawatir tentang laporan bahwa milisi dan kelompok nasionalis juga aktif terlibat dalam kekerasan. Para pembela hak asasi manusia setempat, pelajar dan jurnalis telah menghadapi intimidasi dan ancaman dan harus dilindungi,” kata politikus Partai Sosialis Chile tersebut.

Untuk diketahui, sejumlah demonstran tewas tertembak ketika menggelar aksi di Degiyai Papua. Termutakhir, pengacara HAM yang banyak bersuara tentang hak-hak rakyat Papua, yakni Veronica Koman juga ditetapkan sebagai tersangka provokator kerusuhan Papua.

Baca Juga: Dibuat Satu Pintu, Hanya Wiranto yang Boleh Bicara Soal Papua

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI