Suara.com - Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar mengisahkan amarah DPR kala Presiden ke-4 Abdurrahman Wahid alias Gus Dur 'mengembalikan' nama Papua.
Cerita itu diungkapkan pria yang karib disapa Cak Imin tersebut melalui akun jejaring sosial Twitter yang dikelolanya, @cakimiNOW, Rabu (4/9/2019).
Dalam cuitan awalnya, Cak Imin berkicau tentang amarah DPR ketika Gus Dur mengizinkan bendera Papua (bintang kejora--RED) dikibarkan.
Ketika itu, dikisahkan Cak Imin, Gus Dur dengan enteng menjawab bahwa simbol kultural mesti dihargai, yang penting tidak mengubah merah putih.
Baca Juga: Minta Pasukan TNI - Polri Ditarik, DPR Papua: Jangan Buat Situasi Mencekam
"Ketika saya lapor bahwa DPR juga marah kepada Gus Dur karena Gus Dur memperbolehkan pengibaran bendera Papua, Gus Dur dengan enteng menjawab, simbol kultural harus dihargai, bendera sepak bola kampung aja boleh dikibarkan kok! Yang penting tidak mengubah bendera merah putih," cuit Cak Imin.
Pun di cuitan ke-dua, Cak Imin menuturkan tentang DPR yang juga kesal ketika Gus Dur mengubah nama Irian menjadi Papua. Ketika itu, Cak Imin berkisah dirinya lari ke istana untuk bertemu Gus Dur.
Gus Dur, seperti dikisahkan Cak Imin, saat itu berkata dengan tenang bahwa kelak sejarah yang bakal membenarkan langkahnya terkait Papua.
"Ketika DPR marah kepada Gus Dur karena Gus Dur akan merubah nama Irian Jaya menjadi Papua, saya langsung lari ke Istana mengantisipasi bersama GUs Dur, dengan tenang Gus Dur bilang; kelak sejarah yang akan membenarkan langkah saya. Dan Papua adalah Indonesia," kicau Cak Imin.
Gus Dur dan nama Papua
Baca Juga: Mahfud MD Sebut Referendum Papua Mustahil, Ini Pasalnya
Peran Presiden ke-empat Kiai Haji Abdurrahman Wahid alias Gus Dur tak kuasa dilepaskan dalam memberikan spirit kemanusiaan di Tanah Papua agar terbebas dari diskriminasi, marjinalisasi dan krisis di segala bidang.